ISLAMTODAY ID-Lembaga pemeringkat Moody’s telah mengkonfirmasi bahwa Rusia gagal membayar utang luar negerinya untuk pertama kalinya dalam satu abad, setelah pemegang obligasi tidak menerima pembayaran bunga sebesar USD 100 juta.
“Pada 27 Juni, pemegang utang negara Rusia belum menerima pembayaran kupon pada dua eurobonds senilai USD 100 juta pada saat masa tenggang 30-kalender berakhir, yang kami anggap sebagai peristiwa gagal bayar menurut definisi kami,” ungkap Moody’s, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (28/6).
Kegagalan bersejarah ini mengikuti serangkaian sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan semakin mengisolasi Rusia dari sistem keuangan global setelah serangannya ke Ukraina.
Rusia kehilangan jalan terakhir untuk melayani pinjaman mata uang asing setelah Amerika Serikat menghapus pengecualian bulan lalu yang memungkinkan investor AS untuk menerima pembayaran Moskow.
Pada hari Senin (27/6), Moskow mengatakan “tidak ada alasan untuk menyebut situasi ini sebagai default” karena pembayaran tidak mencapai kreditur karena “tindakan pihak ketiga”.
Pihak berwenang Rusia bersikeras bahwa mereka memiliki dana untuk membayar utang negara, menyebut kesulitan itu sebagai “lelucon” dan menuduh Barat mendorong default “buatan”.
Moody’s memperingatkan bahwa mungki akan ada lebih banyak default.
Moody’s merilis “komentar penerbit” alih-alih deklarasi default formal, karena sanksi melarang lembaga pemeringkat kredit menutupi utang negara Rusia.
Dampak Terbatas
Sanksi tersebut termasuk membekukan persediaan pemerintah Rusia sebesar USD 300 miliar dalam bentuk cadangan mata uang asing yang disimpan di luar negeri, sehingga mempersulit Moskow untuk melunasi utang luar negerinya.
Setelah Washington menutup celah pembayaran terakhir bulan lalu, Rusia mengatakan akan membayar utang dalam rubel yang dapat dikonversi ke mata uang asing, menggunakan lembaga keuangan Rusia sebagai agen pembayaran.
Tapi Moody’s mengatakan “kemungkinan akan memperlakukan pembayaran dalam rubel sebagai default untuk obligasi yang tidak memungkinkan redenominasi seperti itu dalam persyaratan kontrak”.
Negara ini terakhir kali gagal membayar utang luar negerinya pada tahun 1918, ketika pemimpin revolusi Bolshevik Vladimir Lenin menolak untuk mengakui utang besar-besaran dari rezim tsar yang digulingkan.
Rusia gagal membayar utang domestik pada tahun 1998 ketika, karena penurunan harga komoditas, menghadapi tekanan keuangan yang mencegahnya menopang rubel dan melunasi utang yang terakumulasi selama perang pertama di Chechnya antara 1994 dan 1996.
Pada bulan Maret, wakil direktur pertama Dana Moneter Internasional, Gita Gopinath, mengatakan bahwa default Rusia akan berdampak “terbatas” pada sistem keuangan global.
(Resa/TRTWorld)