ISLAMTODAY ID-AS dan sekutu Pasifik Selatannya mengumumkan inisiatif ‘Mitra di Pasifik Biru’ pada 24 Juni sebagai tanggapan atas “tekanan yang meningkat pada tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan”.
Inisiatif itu datang “tepat pada waktunya” ketika Beijing mencari perjanjian dengan 10 negara bagian kecil di Samudra Pasifik.
Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare telah mendesak China untuk membuat pengaturan permanen untuk meningkatkan kemampuan personel polisi negara itu.
Permintaan itu dibuat setelah China menyelesaikan program pelatihan pertama pulau itu pekan lalu.
“Saya ingin melihat pengaturan yang lebih permanen di tempat yang tidak hanya reaksioner terhadap situasi tertentu, tetapi juga melihat ke depan dalam mengidentifikasi kesenjangan dan mempertimbangkan kesenjangan ini sebelum diekspos oleh situasi seperti kerusuhan November,” ungkap Sogavare, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (7/7).
Sogavare, yang diserang oleh oposisi karena mengalihkan hubungan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada 2019, menyoroti bahwa menangani kapasitas aparat dan personel keamanan negara sangat penting bagi pemerintahannya.
Pada November 2021, Kepulauan Solomon menghadapi kerusuhan selama seminggu di ibu kotanya, Honiara, mengungkap kelemahan hukum dan ketertiban negara itu meskipun dua dekade telah dihabiskan untuk membangun kembali kepolisian nasional.
Perdana Menteri mengingatkan bahwa kerusuhan tahun 2006, 2019, dan 2021 adalah “pengingat akan kebutuhan untuk terus meningkatkan kapasitas Kepolisian Kepulauan Kerajaan Solomon (RSIPF).”
Sogavare mengatakan dia merasa lebih aman sekarang karena polisi negara itu telah menerima pelatihan lima bulan dari orang China.
AS dan sekutu Pasifiknya telah menyatakan keprihatinan mendalam atas hubungan keamanan yang semakin dalam antara Kepulauan Solomon dan China, khawatir hal itu dapat memungkinkan Beijing untuk membangun kehadiran militer di negara itu.
Beijing dan Kepulauan Solomon sama-sama menepis kekhawatiran itu.
AS dan sekutunya mengumumkan prakarsa ‘Mitra di Pasifik Biru’ bulan lalu, yang terbaru dalam serangkaian langkah untuk melawan meningkatnya kehadiran China di kawasan tersebut.
Beijing menandatangani perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon pada bulan April dan 52 “hasil kerja sama” bilateral yang berfokus pada ekonomi selama kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi ke lebih dari selusin negara Pasifik pada bulan Mei dan Juni.
(Resa/Sputniknews)