ISLAMTODAY ID-Ekonom yang disurvei Bloomberg memperingatkan pada hari Selasa (12/7) bahwa kekurangan gas alam, inflasi tertinggi menjadi faktor utama risiko resesi di kawasan euro.
Kemungkinan kontraksi yang signifikan dilaporkan melonjak menjadi 45% dari 30% pada survei sebelumnya, dan 20% sebelum peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina, yang menyebabkan sanksi terhadap Moskow dan pengurangan aliran energi Rusia, sebagian besar ke Jerman.
“Kami mengasumsikan resesi berdasarkan embargo minyak yang sudah diterapkan dan efek dari harga input yang lebih tinggi pada industri,” ungkap Erik-Jan van Harn, ahli strategi di Rabobank, mengatakan kepada agensi tersebut.
“Ekonomi Jerman sudah melambat dan trennya jelas menurun,” ungkap pakar tersebut, seperti dilansir dari RT, Rabu (13/7).
Biaya hidup yang melonjak di seluruh Eropa berdampak pada bisnis dan konsumen yang baru saja membaik seperti sebelum pandemi.
Pada saat yang sama, pengurangan pengiriman gas alam Rusia menjadi ancaman bagi pasokan energi musim dingin.
Para analis masih melihat inflasi zona euro memuncak pada kuartal saat ini.
Prakiraan inflasi dinaikkan dari jajak pendapat sebelumnya, meskipun pertumbuhan harga diperkirakan masih melambat ke target 2% Bank Sentral Eropa pada tahun 2024.
Kawasan euro “kemungkinan akan memasuki resesi ringan pada paruh kedua tahun ini, tetapi ini tidak akan cukup untuk menahan permintaan untuk mengembalikan inflasi ke target, meninggalkan ECB pada jalur kenaikan suku bunga bertahap,” ungkap ekonom yang dipimpin oleh James Rossiter di TD Securities.
(Resa/RT)