ISLAMTODAY ID- Pesawat prototipe KF-21 Boramae yang diproduksi bersama antara Korea Selatan dan Indonesia mengudara untuk pertama kalinya pada hari Selasa (19/7).
Secara dangkal didasarkan pada F-35 Joint Strike Fighter Lockheed Martin, Boramae tidak cukup setara dalam hal kemampuan siluman, tetapi tetap menawarkan beberapa statistik yang mengesankan.
Pesawat prototipe KF-21 lepas landas untuk pertama kalinya pada pukul 15:40 waktu setempat pada hari Selasa (19/7) dari pangkalan angkatan udara di dekat markas pabrikannya, Korea Aerospace Industries (KAI), di Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan.
Menurut Defense News, jet tersebut terbang selama 30 menit, mencapai kecepatan 400 kilometer per jam saat pilotnya, Mayor Junhyeon Ahn dari Unit Uji dan Evaluasi Angkatan Udara memeriksa fungsi dasar pesawat.
Foto-foto menunjukkan pesawat yang membawa mock-up empat rudal udara-ke-udara jarak jauh METEOR, mengisyaratkan itu akan menjadi pesawat pertama di Asia yang memiliki senjata canggih.
Kapal ini juga diharapkan untuk membawa rudal jelajah yang diluncurkan dari udara (ALCM) Cheon Ryong yang baru dari Korea Selatan.
Bahwa Boramae membawa senjatanya pada cantelan eksternal alih-alih di dalam ruang senjata internal adalah petunjuk utama bahwa, meskipun secara dangkal mirip dengan F-35 Joint Strike Fighter, jet tidak akan bertujuan untuk visibilitas radar ultra-rendah yang merupakan bagian dari Kemampuan siluman merek dagang F-35.
Jet tersebut dideskripsikan oleh Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan sebagai “jet tempur generasi 4,5”.
Hal itu menunjukkan berarti pesawat tempur itu menggunakan teknologi canggih yang membedakan mereka dari jet sebelumnya, tetapi tidak memiliki atribut pendefinisian siluman, fusi sensor canggih, dan karakteristik supercruise dari kelima ini menempatkan Boramae setara dengan F/A-18 Super Hornet Angkatan Laut AS, Eurofighter Typhoon, dan Su-35 Rusia.
Sementara jet itu dibuat dan sedang diuji di Korea Selatan, Indonesia menyediakan 20% pembiayaan untuk produksinya.
Ketika diluncurkan pada April 2021, Presiden Korea Selatan saat itu Moon Jae-in mengatakan negara itu akan memiliki 40 jet siap tempur pada tahun 2028, dengan sebanyak 120 siap pada tahun 2032.
Diperkirakan akan ada 2.000 penerbangan uji yang dilakukan pada tahun 2026, setelah itu akan memasuki produksi massal, dengan asumsi tidak ada masalah besar yang memerlukan desain ulang atau pengujian lebih lanjut.
(Resa/Sputniknews)