ISLAMTODAY ID-Bulan lalu, Kiev memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah setelah Damaskus mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.
Suriah telah menentukan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina sebagai tanggapan atas keputusan serupa yang dibuat oleh Kiev pada Juni, SANA melaporkan, mengutip sebuah sumber di kementerian luar negeri Suriah.
Menurut badan tersebut, Damaskus percaya bahwa Kiev benar-benar memutuskan hubungan pada tahun 2018, ketika menolak untuk memperpanjang visa diplomat Suriah di Ukraina, mencegah mereka memenuhi kewajiban mereka.
Pada 29 Juni, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky mengatakan “tidak akan ada lagi hubungan antara Ukraina dan Suriah” setelah Damaskus mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) di wilayah Donbass.
Pada 30 Juni, kementerian luar negeri Ukraina mengumumkan keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Damaskus.
Hal ini mengutip pada “tindakan tidak bersahabat” Suriah untuk mengakui kemerdekaan republik Donbass.
Pada Februari 2022, tak lama sebelum Rusia meluncurkan operasi militer khusus untuk “demiliterisasi dan de-Nazifikasi” Ukraina, Moskow mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. Suriah dan Korea Utara mengikuti jejak Rusia dengan mengakui DPR dan LPR masing-masing pada 29 Juni dan 13 Juli.
Pada Mei 2014, menyusul kudeta yang didukung Barat di Kiev yang menggulingkan Presiden Viktor Yanukovych yang terpilih secara demokratis, lingkaran politik di Donbass menyelenggarakan referendum tentang penentuan nasib sendiri dan menguraikan rencana untuk mendirikan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk.
Kiev menentang langkah itu dan penjabat presiden saat itu, Alexander Turchinov, mengumumkan ‘operasi anti-teroris’ di Donbass, yang dengan cepat berkembang menjadi perang skala penuh dan mengakibatkan banyak kematian di antara penduduk sipil.
(Resa/Sputniknews)