ISLAMTODAY ID-Blok Afrika Timur telah mengumumkan hampir 50 juta orang di seluruh kawasan itu diperkirakan akan menghadapi kerawanan pangan akut tahun ini.
Otoritas Antar Pemerintah untuk Pembangunan, atau IGAD, memperingatkan pada hari Jumat bahwa sekitar 300.000 di Somalia dan Sudan Selatan diproyeksikan berada di bawah kondisi kelaparan besar-besaran.
Penilaian oleh IGAD adalah salah satu yang paling mengerikan karena badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, kelompok-kelompok kemanusiaan dan lainnya terus meningkatkan alarm atas krisis pangan di kawasan itu yang menurut banyak orang telah diabaikan karena masyarakat internasional berfokus pada perang di Ukraina.
Penilaian itu berlaku untuk tujuh negara anggota IGAD, dari Djibouti hingga Uganda.
Samantha Power, administrator Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat, sedang melakukan perjalanan di Afrika Timur untuk menyoroti krisis kelaparan di wilayah tersebut.
Di ibu kota Kenya, Nairobi pada hari Jumat (22/7), Power mengumumkan setidaknya USD 255 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan pembangunan terkait kekeringan ke Kenya.
Dia diperkirakan akan mengunjungi Ethiopia dan Somalia, di mana beberapa komunitas telah menderita gagal empat musim hujan berturut-turut.
Power awal pekan ini berbicara tentang perlunya mencegah krisis pangan global menjadi bencana.
“Pendanaan USD 1,2 miliar yang mencakup bantuan pangan segera untuk orang-orang di Ethiopia, Somalia dan Kenya,” ungkap Samantha Power, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (23/7).
Pembatasan Ekspor
Selain bantuan kemanusiaan segera, masyarakat internasional harus mempertahankan investasi di bidang pertanian global dan melakukan diplomasi bersama “sehingga kita memobilisasi lebih banyak sumber daya dari donor, menghindari pembatasan ekspor yang dapat memperburuk krisis, dan mengurangi beban negara-negara miskin,” ungkap Power dalam pidato Senin di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington.
Kelompok-kelompok bantuan dan pengawas lainnya telah menyerukan lebih banyak dana untuk dialokasikan ke Afrika Timur setelah perang di Ukraina menarik perhatian dan uang dunia.
(Resa/TRTWorld)