ISLAMTODAY ID-Venezuela dan Kolombia akan membangun kembali hubungan diplomatik di tingkat duta besar ketika Presiden terpilih Gustavo Petro yang berhaluan kiri mulai menjabat di Bogota pada 7 Agustus.
Untuk diektahui, Kolombia adalah salah satu dari sekitar 60 negara yang melakukannya, setelah menolak pemilihan presiden Venezuela 2018, yang diboikot oleh oposisi.
Hubungan antara kedua negara putus pada 2019 setelah Presiden Kolombia Ivan Duque menolak untuk mengakui terpilihnya kembali rekannya dari Venezuela Nicolas Maduro.
Duque malah mendukung klaim pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai penjabat presiden Venezuela.
Menteri Luar Negeri Venezuela, Carlos Faria, menjamu Menteri Luar Negeri terpilih Kolombia Alvaro Leyva di San Cristobal pada hari Kamis (28/7), ibu kota negara bagian Tachira di perbatasan antara kedua negara.
“Kedua pria itu menyatakan keinginan mereka untuk maju dalam agenda kerja menuju normalisasi bertahap hubungan bilateral mulai 7 Agustus dengan menunjuk duta besar dan pejabat diplomatik dan konsuler,” ungkap Menteri Luar Negeri terpilih Kolombia Alvaro Leyva, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (29/7).
Hubungan Berantakan
Gustavo Petro, presiden sayap kiri pertama Kolombia yang terpilih, telah mengatakan dalam kampanye bahwa ia akan membangun kembali hubungan diplomatik dengan Venezuela setelah menjabat.
Kedutaan dan konsulat di kedua negara ditutup, dan penerbangan antar negara tetangga dihentikan.
Bahkan perbatasan darat kedua negara ditutup antara tahun 2019 hingga Oktober 2021.
Maduro secara teratur menuduh Duque menjadi bagian dari rencana yang seharusnya untuk menggulingkannya, sementara presiden konservatif mengklaim rekannya dari Venezuela menyembunyikan pemberontak Kolombia yang melakukan serangan terhadap pasukan keamanannya.
Pada hari Kamis (28/7), kepolisian Kolombia mengklaim seorang mantan gerilyawan yang bersembunyi di Venezuela telah menawarkan lebih dari USD 1,5 juta sebagai hadiah atas pembunuhan Duque.
(Resa/TRTWorld)