ISLAMTODAY ID-Pembunuhan empat pria Muslim di Albuquerque, New Mexico memicu gelombang protes ke seluruh komunitas Muslim, dan polisi menyelidiki kemungkinan hubungan antara pembunuhan tersebut.
Korban terakhir, Naeem Hussain, 25 tahun, ditembak mati pada Jumat malam.
Sebelumnya, Aftab Hussein, 41, ditembak mati pada 26 Juli dan Muhammad Afzaal Hussain, 27, ditembak mati pada 1 Agustus.
Ketiga pria tersebut merupakan keturunan Asia Selatan dan beragama Islam.
Polisi yakin pembunuhan itu dapat dikaitkan dengan pembunuhan Mohammad Ahmadi, 62 tahun, November 2021, seorang pria Muslim dari Afghanistan, yang disergap di luar supermarket dan kafe halal di Albuquerque.
“Para korban semuanya disergap tanpa peringatan, ditembaki dan dibunuh”, ungkap Kyle Hartsock, wakil komandan divisi investigasi kriminal Departemen Kepolisian Albuquerque, seperti dilansir dari MEE, Senin (8/8).
Pembunuhan Ditargetkan
Polisi sejauh ini menahan diri untuk tidak menyebut pembunuhan itu sebagai kejahatan kebencian, tetapi Gubernur Arizona Michelle Lujan Grisham menyebut mereka sebagai “pembunuhan yang ditargetkan terhadap penduduk Muslim”.
Pada hari Senin (8/8), Walikota Albuquerque Tim Keller mengatakan, “menurut saya, jelas itu didorong oleh kebencian”.
“Mereka jelas menargetkan pria Muslim, dan itu terjadi di sini, di komunitas pengungsi kami sendiri,” ungkap Keller dalam sebuah wawancara dengan CNN.
“Kita tahu bahwa masyarakat kita, khususnya umat Islam, bahkan takut keluar rumah apalagi malam hari. Takut salat. Takut berangkat sekolah,” tambahnya.
Daerah Albuquerque adalah rumah bagi sekitar 3.000-5.000 Muslim yang merupakan sekitar 85 persen dari populasi Muslim seluruh negara bagian.
Pembunuhan brutal telah merobek komunitas yang erat. Tiga korban terakhir menghadiri masjid yang sama, menurut Tahir Gauba, juru bicara Islamic Center of New Mexico.
Naeem Hussain, yang ditembak mati pada Jumat (5/8) malam, tiba di AS sebagai pengungsi dari Pakistan pada tahun 2016, melarikan diri dari penganiayaan sebagai minoritas Muslim Syiah.
Dia menjadi warga negara AS baru bulan lalu, menurut saudara iparnya, Ehsan Shahalami.
“Dia adalah orang yang paling dermawan, baik hati, memberi, sabar, dan rendah hati yang pernah saya temui,” ungkap Shahalami.
“Dia sangat pekerja keras. Dia membagikan apa pun yang dia buat dengan keluarganya di rumah.”
Naeem Hussain telah memulai bisnis truknya sendiri tahun ini, dan bermaksud membawa istrinya ke AS dari Pakistan, kata Shahalami.
Muhammad Afzaal Hussain, yang terbunuh pada 1 Agustus, bekerja sebagai direktur perencanaan dan penggunaan lahan untuk kota Espanola, New Mexico, dan digambarkan sebagai pegawai negeri yang rajin dan berkomitmen.
Dia juga bekerja di tim kampanye Perwakilan Melanie Ann Stansbury.
Berbicara pada konferensi pers pada hari Ahad (7/8), anggota kongres menggambarkannya sebagai “seorang pemuda yang baik, lucu, brilian, luar biasa dari Pakistan yang datang ke Amerika Serikat untuk mengejar karir dan impian hidupnya dan belajar di Universitas New Mexico” .
Departemen Kepolisian Albuquerque meminta bantuan masyarakat. Mereka telah merilis foto dari sebuah “kendaraan yang menarik” diyakini sebagai Volkswagen Jetta yang bisa digunakan dalam pembunuhan. Biro Investigasi Federal membantu dalam penyelidikan.
Pada hari Jumat (5/8), Dewan Hubungan Amerika-Islam, kelompok hak-hak sipil Muslim nirlaba terbesar di negara itu, mengumumkan hadiah USD 10.000 kepada siapa saja yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapan dan penghukuman si pembunuh.
(Resa/MEE)