ISLAMTODAY ID-Penyewaan pelabuhan Darwin ke perusahaan China telah menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu Australia, termasuk AS yang memiliki pangkalan pasukan di wilayah tersebut.
Pada saat kesepakatan leasing ditandatangani pada tahun 2015, mantan Presiden AS Barack Obama mengeluh kepada pemerintah Australia karena tidak diberi “perhatian” atas keputusan tersebut.
Pemerintah Australia sedang mempelajari “risiko” soal penyewaan pelabuhan Darwin ke perusahaan China dalam apa yang menandai tinjauan baru ke dalam kontrak yang ditandatangani antara pemerintah Northern Territory dan Shandong Landbridge Group yang didukung Beijing pada tahun 2015.
Shandong Landbridge Group dianugerahi untuk menjalankan operasi pelabuhan selama 99 tahun.
“Kami mencari saran kami sendiri di sini tentang opsi apa yang ada untuk kami, risiko apa yang ditimbulkan oleh pengaturan leasing saat ini. Dan kami akan membuat keputusan kami di akhir itu. Kami membuatnya sangat jelas pada saat itu,” ungkap Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dalam wawancara dengan Sky News pada hari Selasa (23/8), seperti dilansir dari Sputniknews, Rabu (24/8).
Lebih lanjut, Marles menegaskan kembali kekhawatiran pemerintahnya seputar penyewaan pelabuhan ke perusahaan China, yang menurut pemerintah Australia memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis China.
“Kami menjelaskan bahwa kami tidak mendukung keputusan seputar penyewaan Pelabuhan Darwin kepada perusahaan milik China – saya harus mengatakan kepada perusahaan milik Pemerintah China,” ujar Marles.
Tinjauan resmi sebelumnya atas keputusan tersebut pada tahun 2016, yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan saat itu Dennis Richardson, memberikan sedikit penjelasan tentang pengaturan sewa, menggambarkan kekhawatiran yang dikemukakan oleh beberapa pengamat sebagai “alarmist” dan “absurd.”
Namun, mantan pemerintah Australia menolak untuk mempublikasikan temuan tinjauan tersebut, Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan minggu ini.
Kekhawatiran atas penyewaan pelabuhan Darwin kepada kelompok China diperbarui menjelang pemilihan federal yang diadakan pada Mei tahun ini.
Hal ini karena hubungan yang tegang antara Canberra dan mitra dagang terbesarnya, Beijing, menjadi pusat perhatian selama pemilihan.
Sementara di oposisi, Perdana Menteri Anthony Albanese sekarang menggambarkan Darwin sebagai “aset strategis” paling karena lokasinya menghadap ke Asia.
Albanese juga menuduh mantan pemerintah Morrison mengorbankan kepentingan keamanan nasional Australia dengan menyewakan pelabuhan itu ke China.
Beberapa hari setelah kemenangan pemilihannya pada bulan Juni, Albanese berkomitmen untuk meluncurkan tinjauan baru ke dalam penyewaan pelabuhan.
Pada hari Senin (22/8), Albanese mengatakan bahwa temuan tinjauan baru dari kesepakatan sewa akan dipublikasikan.
“Orang-orang akan menyadari bahwa itu disewakan ke perusahaan yang terhubung langsung dengan pemerintah Republik Rakyat China,” ungkap Albanese pada konferensi pers.
(Resa/Sputniknews)