ISLAMTODAY ID-Presiden Vladimir Zelensky mengatakan dalam pidato malam hariannya pada hari Ahad (28/8) bahwa Ukraina akan merebut kembali Donbass yang sekarang hampir sepenuhnya direbut oleh pasukan Rusia.
“Kami tidak melupakan dan tidak akan melupakan salah satu kota kami dan orang-orang kami,” ujarnya, seperti dilansir dari RT, Ahad (28/8).
“Sekarang Donbass hampir dihancurkan oleh serangan Rusia, hancur. Donetsk Ukraina yang bangga dan mulia dipermalukan oleh pendudukan Rusia dan dirampok. Tapi Ukraina akan kembali. Tentunya. Hidup akan kembali. Martabat orang-orang Donbass akan kembali. Kemampuan untuk hidup akan kembali. Kesempatan untuk hidup dengan aman dan bahagia,” tambah Zelensky.
Menurutnya, inilah yang akan dilambangkan oleh bendera Ukraina “ketika kami memasangnya di Donetsk, Gorlovka, Mariupol, di semua kota di Donbass, wilayah Azov, di semua wilayah di bawah pendudukan Rusia – di wilayah Kharkov, Zaporozhye, Kherson. Dan pastinya di Krimea.”
“Ukraina mengingat semuanya,” pungkasnya.
The Washington Post mengklaim dalam sebuah artikel yang diterbitkan minggu ini bahwa AS mungkin membantu Ukraina mempersiapkan serangan balasan yang akan datang terhadap Rusia.
Hal ini mengacu pada jenis persenjataan yang merupakan bantuan militer terbaru yang dijanjikan ke Kiev oleh Pentagon.
Bulan lalu, sejumlah pejabat tinggi Ukraina menyarankan bahwa militer negara itu akan melancarkan serangan balasan di selatan negara itu pada Agustus untuk merebut kembali kota Kherson.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Lugansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi oleh Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada tahun 2014.
Sejak itu, mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko mengakui bahwa tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat”.
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
(Resa/RT)