ISLAMTODAY ID-Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah memperingatkan Moldova bahwa mengancam keamanan pasukan Rusia di wilayah Transnistria yang memisahkan diri akan memicu konfrontasi militer dengan Moskow.
“Setiap orang harus memahami bahwa setiap tindakan yang akan mengancam keamanan pasukan kami (di Transnistria) akan dianggap di bawah hukum internasional sebagai serangan terhadap Rusia, seperti yang terjadi di Ossetia Selatan ketika pasukan penjaga perdamaian kami diserang oleh (mantan presiden Georgia Mikheil) Saakashvili,” ungkap Lavrov pada Kamis (1/9), seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (2/9).
Insiden itu, pada tahun 2008, mengakibatkan perang lima hari di mana pasukan Rusia merebut beberapa kota Georgia.
Tak lama kemudian, Moskow mengakui Ossetia Selatan dan wilayah Georgia lainnya yang memisahkan diri, Abkhazia, sebagai wilayah merdeka.
Rusia telah menempatkan pasukan penjaga perdamaian di Transnistria sejak awal 1990-an ketika konflik bersenjata melihat separatis pro-Rusia merebut sebagian besar wilayah dari kendali Moldova.
Pemerintah di ibukota Maldovan, Chisinau, menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan dialog damai mengenai masa depan kawasan itu, mengatakan akan memanggil penjabat utusan Rusia untuk memperjelas posisinya.
Upaya Dialog Damai
Transnistria, yang sangat bergantung pada Moskow untuk mendapatkan dukungan, melaporkan serangkaian serangan sporadis pada bulan April.
Langkah tersebut semakin meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi setelah intervensi Rusia di Ukraina, yang berbatasan dengan Moldova.
Daniel Voda, juru bicara Kementerian Luar Negeri Moldova, mengatakan akan menjamin hak-hak semua minoritas termasuk penutur bahasa Rusia.
“Chisinau tetap berkomitmen penuh untuk dialog damai di (Transnistria) dan menyerukan Rusia untuk menarik pasukan yang ditempatkan secara ilegal di wilayah kami. Setiap saran dari pendekatan yang berbeda tidak berdasar,” tweetnya.
Untuk “mengklarifikasi hal di atas,” katanya, Menteri Luar Negeri Nicu Popescu telah memerintahkan agar penjabat duta besar Rusia dipanggil.
(Resa/TRTWorld)