ISLAMTODAY ID-Selama konferensi pers, ajudan Kremlin Yuri Ushakov mengumumkan bahwa Iran akan menghadiri KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) 2023 di India sebagai anggota penuh.
Organisasi Kerjasama Shanghai adalah organisasi regional terbesar dan menyumbang 30% dari PDB global.
Ini akan menjadikan Republik Islam Iran sebagai negara anggota ke-9 dari Organisasi Kerjasama Shanghai.
“Memorandum akan ditandatangani tentang kewajiban Iran untuk mendapatkan keanggotaan dalam asosiasi. Artinya, setelah memenuhi kewajiban ini, Iran akan berpartisipasi sebagai anggota penuh pada KTT berikutnya,” ujar Ushakov mengumumkan kepada pers, seperti dilansir dari The Cradle, Selasa (13/9).
“Tidak akan ada lagi kelompok yang terdiri dari delapan negara, tetapi sembilan,” tambah pejabat itu.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengkonfirmasi berita tersebut, dengan mengatakan bahwa “proses masuknya Iran [ke dalam organisasi] akan segera berakhir.
Pada pertemuan SCO yang akan datang, sebuah kesepakatan akan ditandatangani secara resmi tentang kewajiban Iran untuk mendapatkan status anggota organisasi.”
“Iran, sebagai negara penting di kawasan, berkat sumber daya energinya, potensi ekonomi yang besar, dan lokasi di sepanjang rute koridor transportasi Utara-Selatan, berpotensi menguntungkan SCO,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa “Iran keanggotaan dalam organisasi adalah bijaksana dan saling menguntungkan.”
Untuk diketahui, Organisasi Kerjasama Shanghai adalah badan multilateral yang didirikan pada tahun 2011.
Organisasi ini terdiri dari Rusia, India, Cina, Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan, Kazakhstan, Pakistan, dan Kirgistan.
Republik Islam Iran, serta Belarus, Mongolia, dan Afghanistan mengambil peran sebagai negara pengamat, sementara Armenia, Azerbaijan, Kamboja, Nepal, Sri Lanka, dan Turki adalah negara mitra organisasi tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan timpalannya dari Iran Ebrahim Raisi juga akan bertemu di sela-sela KTT SCO yang akan diadakan di Samarkand, Uzbekistan, pada 15-16 September, untuk membahas Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) dan kerja sama lebih lanjut antara kedua negara.
(Resa/The Cradle)