ISLAMTODAY ID-Parlemen Eropa pada hari Kamis (15/9) memberikan suara untuk meneguhkan Hongaria sebagai “otokrasi elektoral”.
Langkah yang sebagian besar simbolis itu dilakukan saat Brussels dilaporkan bersiap untuk memangkas dana ke Hongaria.
Selain itu, deklarasi simbolis itu muncul saat keretakan antara Budapest dan Brussel melebar, dengan Uni Eropa menuduh Hungaria melakukan korupsi dan Perdana Menteri Viktor Orban melanggar blok imigrasi dan sanksi anti-Rusia.
Dengan suara 433 berbanding 123, parlemen setuju untuk tidak lagi menganggap Hungaria sebagai “demokrasi”, dan malah melabelinya sebagai “rezim hibrida otokrasi pemilu”.
Dalam laporannya tentang sistem politik Hungaria, anggota parlemen Uni Eropa menuduh bahwa pemilu negara dan independensi peradilan dikompromikan, dan pemerintah Orban telah membatasi hak-hak migran, minoritas, dan komunitas LGBT.
“Kesimpulan laporan tersebut didasarkan pada “meningkatnya konsensus di antara para ahli”, ” ungkap dokumen tersebut, seperti dilansir dari RT, Jumat (16/9).
Hungaria membalas bahwa laporan tersebut “didasarkan pada opini subjektif dan pernyataan yang bias secara politik”, dan merupakan “upaya lain dari partai politik federalis Eropa untuk menyerang Hungaria dan pemerintahannya yang konservatif dan demokratis-Kristen”.
Laporan tersebut meminta Komisi Eropa untuk “memanfaatkan sepenuhnya alat yang tersedia” untuk memaksa Budapest kembali sejalan dengan “nilai-nilai Eropa”.
Pemungutan suara dilakukan sehari setelah Bloomberg melaporkan bahwa Komisi Eropa dapat menahan lebih dari 40 miliar euro dalam pendanaan untuk Hongaria atas tuduhan korupsi oleh pemerintah Orban.
Komisi mulai menyelidiki tuduhan ini tak lama setelah partai Fidesz Orban terpilih kembali dalam kemenangan telak pada bulan April.
Parlemen Eropa pada tahun 2018 memilih untuk memicu Pasal 7 Perjanjian tentang Uni Eropa melawan Hongaria sebagai tanggapan atas tindakan keras Orban terhadap imigrasi dan dugaan pembangkangan terhadap “nilai-nilai inti” blok tersebut.
Jika diratifikasi oleh Dewan Eropa, langkah ini dapat membuat Hongaria kehilangan hak keanggotaannya atau dikenakan sanksi.
Selain sangat membatasi imigrasi, Hungaria baru-baru ini berselisih dengan UE terkait tanggapan blok tersebut terhadap konflik di Ukraina.
Hongaria telah menolak untuk mengizinkan senjata memasuki Ukraina dari wilayahnya, menentang sanksi terhadap bahan bakar fosil Rusia, dan telah meningkatkan pembelian gasnya sendiri dari Rusia.
(Resa/RT)