ISLAMTODAY ID-India dan China menarik mundur pasukan dan peralatan dari lokasi depan di Gogra-Hot Springs bulan lalu setelah satu tahun negosiasi tingkat militer dan diplomatik.
Namun, Beijing dan Delhi belum mencapai konsensus tentang penarikan pasukan dari wilayah yang mengalami bentrokan mematikan pada Juni 2020.
Kepala Angkatan Udara India V.R. Chaudhary mengumumkan pada hari Selasa (4/10) bahwa negara itu telah meningkatkan radar dan jaringan pertahanan udara di sepanjang Line of Actual Control (LAC) untuk mengawasi aktivitas udara China di sepanjang perbatasannya.
“Peningkatan aktivitas udara oleh China sedang dipantau. Kami telah meningkatkan kehadiran radar dan jaringan pertahanan udara. Tindakan non-eskalator yang tepat telah diambil tepat waktu,” ungkap Kepala Udara Marshal saat memberi pengarahan kepada media di New Delhi, seperti dilansir dari Sputniknews, Rabu (5/10).
Kepala IAF juga menyebutkan bahwa pasukan tersebut akan menggunakan hotline Angkatan Darat India untuk berkomunikasi dengan China jika terjadi “pelanggaran ruang udara atau masalah lainnya.”
“Kami terus dikerahkan secara aktif sambil pada saat yang sama mempercepat operasionalisasi sistem yang baru-baru ini dilantik seperti Rafale, Light Combat Aircraft dan S-400 antara lain,” ujar Chaudhari.
Kepala Angkatan Udara India mengatakan bahwa kembali ke status quo ante dan penyelesaian pelepasan di semua titik gesekan akan menjadi patokan bagi situasi untuk kembali normal di Ladakh timur.
India mengerahkan unit pertama sistem pertahanan rudal udara S-400 di dekat perbatasan Pakistan awal tahun ini, sedangkan unit kedua akan dikerahkan di sepanjang Garis Kontrol Aktual.
Rusia telah memulai pengiriman resimen pertama rudal tersebut pada Desember tahun lalu.
Pada Oktober 2018, India menandatangani kesepakatan senilai $5 miliar dengan Rusia untuk membeli lima sistem rudal pertahanan udara S-400.
(Resa/Sputniknews)