ISLAMTODAY ID-Pesawat militer AS dan Kanada telah mengirimkan kendaraan taktis dan lapis baja serta pasokan lainnya ke Kepolisian Nasional Haiti (HNP) untuk membantu memerangi geng kriminal yang memperburuk krisis kemanusiaan di Haiti.
Kedua negara meyakini peralatan yang dikirim ke negara Karibia akan membantu memerangi geng-geng kriminal yang mengobarkan kekerasan dan mengganggu aliran bantuan kemanusiaan.
“Peralatan ini akan membantu HNP dalam memerangi pelaku kriminal yang mengobarkan kekerasan dan mengganggu aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, menghambat upaya untuk menghentikan penyebaran kolera,” ungkap pemerintah AS dan Kanada dalam pernyataan bersama pada hari Sabtu (15/10), seperti dilansir dari TRTWorld, Ahad (16/10).
“Warga Haiti mengalami bencana kelaparan karena gangster memblokade terminal bahan bakar utama,” ungkap pejabat PBB pada hari Jumat (14/10).
Selain itu, lebih dari empat juta menghadapi kerawanan pangan akut.
Koalisi geng telah mencegah distribusi solar dan bensin selama lebih dari sebulan untuk memprotes rencana pemotongan subsidi bahan bakar.
Sebagian besar transportasi dihentikan, dengan penjarahan dan baku tembak geng menjadi semakin umum.
PBB Pertimbangkan Sanksi
Dewan Keamanan PBB sedang mempertimbangkan membuat rezim sanksi untuk memberlakukan pembekuan aset, larangan perjalanan dan embargo senjata pada siapa saja yang mengancam perdamaian, keamanan atau stabilitas Haiti, menurut rancangan resolusi yang dilihat oleh kantor berita Reuters pada hari Kamis (13/10).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mengusulkan agar satu atau beberapa negara mengirim “pasukan tindakan cepat” untuk membantu polisi Haiti menghilangkan ancaman yang ditimbulkan oleh geng-geng itu, menurut sebuah surat kepada Dewan Keamanan, yang dilihat oleh Reuters.
Resolusi yang dirancang AS dan Meksiko akan mencatat surat Guterres dan mendorong “pengerahan segera pasukan aksi cepat multinasional untuk mendukung HNP, seperti yang direkomendasikan dalam surat Sekretaris Jenderal.”
“Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang dapat memberikan suara pada Senin atas rancangan resolusi tersebut,” ujar para diplomat.
Untuk mengadopsi resolusi membutuhkan sembilan suara mendukung dan tidak ada veto oleh anggota tetap Rusia, Cina, Amerika Serikat, Prancis atau Inggris.
(Resa/TRTWorld)