ISLAMTODAY ID-Sejak tahun 2014, pasukan AS telah mendirikan pangkalan militer di Suriah timur dan mulai secara sistematis menjarah sumber daya alamnya.
Sumber di Suriah mengatakan kepada Al-Mayadeen bahwa pada malam 22 Oktober, sebuah pesawat tak berawak tak dikenal, bersama dengan beberapa roket, menargetkan markas pangkalan militer AS di ladang minyak Al-Omar di Deir Ezzor, Suriah timur.
Sumber yang sama menunjukkan bahwa ledakan terdengar dari dalam pangkalan AS.
Setelah serangan itu, koalisi pimpinan AS mengaktifkan helikopter tentara dan pesawat pengintai di sekitar daerah itu, dalam upaya untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sumber serangan.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris memantau setidaknya lima ledakan yang melanda ladang minyak Al-Omar karena alasan yang tidak diketahui.
Namun, aktivis di media sosial mengatakan empat rudal menargetkan pangkalan AS di ladang minyak Al-Omar, yang berada di perbatasan dengan Irak.
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Yang lain menunjukkan bahwa pasukan koalisi merespons dengan mengebom hutan pertanian di pinggiran kota Al-Mayadeen di Deir Ezzor.
“Sehari sebelumnya, jet tempur Israel meluncurkan putaran baru serangan udara di sekitar ibu kota Suriah, Damaskus, yang berhasil digagalkan oleh sistem pertahanan udara Suriah, karena mereka “mencegat sebagian besar rudal yang masuk,” ungkap media pemerintah, seperti dilansir dari The Cradle, Ahad (23/10).
Lebih sering daripada tidak, serangan Israel di Suriah cenderung diikuti oleh serangan tak dikenal yang ditargetkan ke pangkalan ilegal AS di wilayah Jazira yang kaya minyak di Suriah.
Tentara AS dan koalisi internasional menduduki setidaknya 28 situs militer yang dinyatakan di Suriah, tersebar di tiga provinsi, terutama Hasakah (17 situs), Deir Ezzor (9 lokasi), dan Homs (2 wilayah).
Penargetan terakhir terhadap pasukan pendudukan ilegal di ladang minyak Al-Omar dilakukan pada bulan September, sehingga tidak ada korban dan tidak ada komentar dari Washington.
Dalam skenario serupa, pada 8 Oktober, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengatakan zona pendaratan Rumalyn, salah satu pangkalannya di timur jauh Hasakah, menjadi sasaran serangan rudal yang tidak menimbulkan korban.
Menurut pihak berwenang Suriah, pasukan pendudukan AS dan tentara bayaran mereka mencuri hingga 66.000 barel per hari dari ladang yang mereka tempati di Suriah timur.
(Resa/The Cradle)