ISLAMTODAY ID-Kuasa Usaha China di Rusia mengatakan bahwa transisi ke perdagangan mata uang nasional antara Rusia dan China akan berkontribusi pada proses de-dolarisasi global.
Pernyataan tersebut tercetus di minggu ini pada konferensi tentang hubungan Rusia-China.
“Kemitraan ekonomi yang ada antara China dan Rusia dan akumulasi tingkat perdagangan jangka panjang telah meletakkan dasar yang kuat untuk memperdalam kerja sama lebih lanjut antara negara-negara kita,” ungkap Sun Weidong, mencatat bahwa perdagangan bilateral telah meningkat secara dramatis, sebagian besar pada pasokan energi dan pertanian.
“Kerja sama energi terus memainkan peran penting dalam hubungan kedua negara, selain itu, produk pertanian dan makanan laut dari Rusia semakin memasuki pasar China,” ungkap diplomat itu, seperti dilansir dari RT, Ahad (30/10).
“Kami memiliki kerja sama dalam proyek-proyek besar di bidang energi nuklir, konstruksi pesawat terbang, mesin roket, navigasi satelit… Selain itu, pembayaran terus dilakukan dalam mata uang lokal.”
Rusia dan mitra dagangnya telah memperluas pangsa mata uang nasional dalam penyelesaian bersama dalam upaya untuk menjauh dari dolar AS dan euro.
Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow terus mengikuti kebijakan de-dolarisasi perdagangan luar negeri, khususnya memperluas penggunaan mata uang China untuk membeli produk keuangan dalam denominasi yuan, dan menggunakannya sebagai mata uang cadangan.
Perdagangan antara kedua negara mencapai $136 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun ini, melonjak lebih dari 30% secara tahunan, menurut Biro Statistik Nasional China.
Moskow dan Beijing bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral ke target $200 miliar tahun ini.
(Resa/RT)