ISLAMTODAY ID-Wall Street Journal melaporkan pada hari Selasa (1/11) bahwa Arab Saudi telah memperingatkan para pejabat intelijen AS tentang serangan yang akan segera terjadi di wilayahnya dari Iran.
Ketika tidak ada rincian intelijen yang diungkapkan oleh surat kabar itu, pasukan Amerika, Saudi dan sekutu di Timur Tengah dilaporkan telah ditempatkan dalam siaga tinggi.
“Iran bermaksud untuk menyerang Kerajaan itu sendiri dan kota Erbil di Irak, tempat pasukan AS ditempatkan, kata para pejabat kepada rekan-rekan Amerika mereka,” ungkap WSJ, seperti dilansir dari RT, Selasa (1/11).
Kemudian pada hari Selasa (1/11), Sekretaris Pers Pentagon Patrick Ryder mengatakan kepada wartawan bahwa AS “prihatin dengan situasi ancaman”, dan memiliki hak untuk melindungi dan membela diri di mana pun pasukan kita bertugas, baik di Irak atau di tempat lain.
Sama seperti Wall Street Journal, Ryder tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang dugaan ancaman tersebut.
Pasukan Iran telah menyerang Erbil pada beberapa kesempatan tahun ini, menembakkan selusin rudal balistik ke kota pada bulan Maret dan meluncurkan lebih banyak rudal dan drone sejak akhir September.
Teheran mengatakan bahwa serangan terbaru ditujukan pada “kelompok teroris” Kurdi yang beroperasi di dekat kota Irak.
Iran menuduh kekuatan asing – khususnya AS, Israel, dan Arab Saudi – menghasut gelombang demonstrasi anti-pemerintah di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir.
Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, Jenderal Hossein Salami, secara terbuka menuduh Riyadh bulan lalu “mencampuri urusan internal kami” melalui liputan media tentang protes tersebut.
“Anda terlibat dalam masalah ini dan tahu bahwa Anda rentan,” Salami memperingatkan Saudi, menurut Wall Street Journal. Tidak jelas apakah peringatan terbaru itu terkait dengan pernyataan komandan Iran.
(Resa/RT)