ISLAMTODAY ID-Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pidatonya di KTT Liga Arab pertama sejak Uni Emirat Arab menormalkan hubungan dengan negara Yahudi itu pada 2020, mendesak para pemimpin Arab untuk meningkatkan dukungan dalam menghadapi “kejahatan” oleh Israel.
Presiden Palestina Mahmud Abbas telah mendesak para pemimpin Arab untuk meningkatkan dukungan dalam menghadapi “kejahatan” oleh Israel, di mana veteran elang Benjamin Netanyahu tampaknya akan meraih kemenangan pemilihan.
Tanpa mengacu pada pemilihan Israel, presiden mengatakan pada hari Rabu (2/11) bahwa Israel “secara sistematis menghancurkan solusi dua negara dan membuang perjanjian yang telah ditandatangani”.
Dia mendesak para pemimpin Arab untuk “menyelamatkan Masjid Al Aqsa dan Gereja Makam Suci sebelum mereka diYahudi”, mengacu pada situs-situs keagamaan yang sensitif di Kota Tua Yerusalem timur yang diduduki.
Abbas mendaftarkan serangkaian “kejahatan” terhadap rakyatnya sejak Deklarasi Balfour 1917 Inggris menyatakan dukungan untuk negara Yahudi.
Abbas berpidato di KTT Liga Arab pertama sejak Uni Emirat Arab menormalkan hubungan dengan negara Yahudi pada tahun 2020, memicu serangkaian langkah serupa yang telah memecah wilayah tersebut.
Dibutuhkan Tindakan Nyata
Para pemimpin yang berpidato pada sesi penutup hari Rabu (2/11) bergiliran menyatakan dukungan untuk negara Palestina, sebuah sentimen yang akan muncul dalam resolusi akhir KTT.
Aljir tetap menjadi pendukung setia Palestina.
Pada hari Selasa (1/11), tuan rumah KTT Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengatakan pada sesi pembukaan bahwa “tujuan utama dan utama kami tetap menjadi penyebab Palestina”.
“Persatuan untuk menghadapi ketegangan dan krisis yang meningkat,” ujar Tebboune, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (3/11).
Dalam pidatonya pada hari Selasa (1/11), Tebboune tidak secara langsung menyebutkan kesepakatan normalisasi, tetapi bersikeras bahwa inisiatif Arab tahun 2002 adalah satu-satunya cara untuk mencapai “perdamaian yang adil dan komprehensif.”
Untuk diketahui, inisiatif Arab tersebut mengusulkan perdamaian dengan imbalan penarikan Israel dari tanah yang didudukinya selama perang 1967.
Dia juga menyerukan sidang Majelis Umum PBB untuk memberikan keanggotaan penuh kepada negara Palestina.
Namun sebuah editorial di surat kabar Palestina Al Quds mengatakan warga Palestina “tidak membutuhkan pernyataan lagi, yang telah banyak kita dengar, tetapi tindakan nyata di lapangan”.
Liga Arab yang beranggotakan 22 negara selama beberapa dekade telah menjadi forum untuk pernyataan solidaritas yang keras dengan Palestina tetapi hanya memiliki sedikit dampak nyata dalam 77 tahun keberadaannya.
(Resa/TRTWorld)