ISLAMTODAY ID- Duta Besar Rusia membeberkan bukti peran London dalam serangan terhadap armada Laut Hitam.
“Bukti dugaan keterlibatan Inggris dalam serangan pesawat tak berawak baru-baru ini terhadap Armada Laut Hitam Rusia akan dipublikasikan dalam beberapa jam,” ungkap duta besar Rusia untuk London, Andrey Kelin pada hari Kamis (3/11).
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Kevin mengklaim bahwa Moskow mengetahui “tentang partisipasi spesialis Inggris dalam pelatihan, persiapan, dan pelaksanaan rencana terhadap infrastruktur Rusia dan armada Rusia di Laut Hitam”.
Dia juga mengatakan bahwa informasi “rinci” tentang serangan itu, yang menjadi tanggung jawab utama Moskow di Kiev, telah diteruskan ke Inggris.
Ketika ditekan oleh reporter untuk secara terbuka mengungkapkan bukti yang mendukung klaim Moskow, Kevin mengatakan bahwa “itu akan segera dipublikasikan, mungkin hari ini, mungkin besok.”
“Ini bisa membawa kita ke garis – saya tidak akan mengatakan ‘tidak kembali’, kembali selalu mungkin… Tapi, bagaimanapun, kita harus menghindari eskalasi, dan ini sebenarnya peringatan bahwa Inggris terlalu dalam dalam konflik ini, ” ungkap Kelin, seperti dilansir dari RT, Kamis (3/11).
Menurutnya, situasinya menjadi “semakin berbahaya.”
Pernyataan Kevin datang hanya beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil Duta Besar Inggris untuk Moskow, Deborah Bronnert, atas dugaan keterkaitan Inggris dengan serangan di Krimea.
Menurut pernyataan kementerian, Bronnert diperingatkan bahwa tindakan bermusuhan London “dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga dan berbahaya.”
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengklaim bahwa instruktur Inggris telah memimpin pelatihan pasukan Ukraina yang melakukan serangan pesawat tak berawak udara dan laut terhadap kapal-kapal Rusia di pangkalan angkatan laut Sevastopol di Krimea pada hari Sabtu.
Sebuah kapal penyapu ranjau rusak dalam serangan itu. Kementerian Pertahanan Inggris membantah tuduhan tersebut.
Pihak berwenang Ukraina enggan mengakui tanggung jawab mereka atas serangan itu.
(Resa/RT)