ISLAMTODAY ID-Pemanasan global yang disebabkan oleh manusia mengancam masa depan Bumi dalam banyak hal, termasuk dengan menimbulkan bahaya bagi situs-situs alam yang ikonik.
Sepertiga dari gletser Warisan Dunia dilaporkan akan mencair dalam waktu 30 tahun tidak peduli seberapa kuat tindakan manusia terhadap iklim.
Puncak gletser Kilimanjaro akan hilang pada tahun 2050, seperti halnya semua gletser Afrika lainnya bersama dengan yang ada di Gunung Kenya.
Hal itu telah diterbitkan UNESCO sesaat sebelum Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP27) 2022.
Gletser lain yang akan hilang termasuk yang tertinggi di dunia (di sebelah Gunung Everest), dan yang terpanjang (di Alaska).
“Data UNESCO baru menyoroti percepatan pencairan gletser di situs Warisan Dunia, dengan gletser di sepertiga situs akan menghilang pada tahun 2050. Tetapi masih mungkin untuk menyelamatkan dua pertiga lainnya, jika kenaikan suhu global tidak melebihi 1,5 °C dibandingkan dengan periode pra-industri. Ini akan menjadi tantangan besar bagi COP27,” ungkap organisasi tersebut, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (4/11).
Menurut pernyataan itu, hilangnya gletser secara bertahap adalah “di antara bukti paling dramatis bahwa iklim bumi memanas.”
Sekitar 18.600 gletser dianggap sebagai bagian dari 50 situs Warisan Dunia PBB, termasuk di Taman Nasional Yellowstone (AS), Dolomites (Italia), dan Tiga Sungai Paralel di Kawasan Lindung Yunnan (Cina), dengan yang terakhir adalah gletser dalam daftar yang mencair paling cepat.
UNESCO juga menunjukkan bahwa setengah dari umat manusia bergantung pada gletser yang berfungsi sebagai sumber air.
Selain itu, gletser penting untuk berbagai jenis ekosistem, dan dengan demikian penting bagi keanekaragaman hayati.
“Laporan ini adalah seruan untuk bertindak. Hanya pengurangan cepat dalam tingkat emisi CO2 kami yang dapat menyelamatkan gletser dan keanekaragaman hayati luar biasa yang bergantung padanya. COP27 akan memiliki peran penting untuk membantu menemukan solusi untuk masalah ini. UNESCO bertekad untuk mendukung negara-negara bagian. dalam mengejar tujuan ini,” ungkap Audrey Azoulay, direktur jenderal UNESCO.
Kilimanjaro adalah puncak tertinggi di Afrika dan salah satu situs wisata paling populer di dunia, menarik lebih dari 35.000 pendaki setiap tahun.
Akhir-akhir ini, lereng gunung telah dipengaruhi oleh kebakaran hutan yang diduga diperparah oleh kekeringan yang berhubungan dengan pemanasan global.
Menurut data PBB, Afrika hanya berkontribusi dua atau tiga persen terhadap emisi gas rumah kaca global, namun terkena dampak perubahan iklim.
(Resa/Sputniknews)