ISLAMTODAY ID-Kelompok Action on Armed Violence yang berbasis di London membeberkan korban kematian anak-anak karena aktivitas militer Inggris mencapai 135 tanpa keterangan usia.
Inggris membayar kompensasi kepada keluarga dari setidaknya 64 anak yang terbunuh oleh aksi militer Inggris di Afghanistan, kata sebuah badan amal – empat kali lebih banyak dari yang diakui sebelumnya.
Kelompok advokasi dan penelitian Action on Armed Violence yang berbasis di London mengatakan pada hari Rabu (9/11) bahwa pihaknya menerima informasi tersebut sebagai tanggapan atas permintaan kebebasan informasi.
Dikatakan Inggris membayar kompensasi kepada keluarga dari 64 anak yang terbunuh antara tahun 2006 dan tahun 2014. Dikatakan bahwa usia termuda yang tercatat adalah 1 dan yang tertua 15 tahun.
Serangan udara dan terjebak dalam baku tembak adalah penyebab kematian paling umum.
Action on Armed Violence mengatakan pembayaran kompensasi rata-rata adalah $1.894 (1.656 pound).
‘Konsekuensi Buruk’?
“Dikatakan sama sekali tidak ada bukti bahwa ada penargetan yang disengaja terhadap warga sipil atau anak-anak oleh militer Inggris, dan tragedi ini harus ditandai sebagai konsekuensi dari penargetan yang buruk, penggunaan senjata berat yang berlebihan atau pertempuran di daerah berpenduduk.”
Kementerian Pertahanan Inggris sebelumnya mengakui membayar kompensasi atas kematian 16 anak.
Kementerian mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu (9/11) bahwa “setiap kematian warga sipil selama konflik adalah tragedi, terlebih lagi ketika anak-anak dan anggota keluarga terlibat. Angkatan bersenjata Inggris bekerja keras untuk meminimalkan risiko itu, yang sayangnya tidak pernah dapat sepenuhnya dihilangkan.”
“Kami menyelidiki laporan korban sipil dan selalu terbuka untuk memeriksa kembali di mana informasi baru disampaikan,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (9/11).
Kementerian mengatakan pihaknya “mengikuti” tinjauan Departemen Pertahanan AS tentang bagaimana mereka menyelidiki korban sipil “dan akan mempertimbangkan hasil apa pun yang dapat membantu proses kami sendiri.”
Lebih dari 450 tentara Inggris tewas di Afghanistan antara invasi pimpinan AS pada tahun 2001 dan akhir operasi tempur Inggris pada tahun 2014.
(Resa/TRTWorld)