ISLAMTODAY ID-Pemerintah Kolombia dan delegasi dari gerilyawan sayap kiri Tentara Pembebasan Nasional (ELN) akan melanjutkan pembicaraan perdamaian yang ditangguhkan sejak 2019 mulai Senin (21/11) di Caracas.
“Dimulainya kembali negosiasi akan dilakukan Senin depan, 21 November, sore hari di kota Caracas,” bunyi pernyataan pada hari Jumat yang diposting ke Twitter dan ditandatangani oleh Komisaris Tinggi Perdamaian Kolombia, Danilo Rueda, dan anggota delegasi perdamaian ELN Pablo Beltran.
Kolombia telah menderita lebih dari setengah abad karena konflik bersenjata antara negara dan berbagai kelompok gerilyawan sayap kiri, paramiliter sayap kanan, dan pengedar narkoba.
Presiden Gustavo Petro, yang pada Agustus menjadi pemimpin sayap kiri pertama di Kolombia, telah berjanji untuk mengambil pendekatan yang tidak terlalu agresif dalam mengakhiri kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata.
Pembicaraan baru diumumkan pada bulan Oktober dan akan diselenggarakan oleh Venezuela, Kuba dan Norwegia secara bergiliran.
ELN adalah kelompok pemberontak terakhir yang diakui beroperasi di Kolombia, meskipun pembangkang FARC yang menolak menandatangani kesepakatan damai 2016 tetap aktif.
“Semua surat perintah penangkapan untuk anggota tim negosiasi pemberontak, termasuk kemungkinan ekstradisi, telah ditangguhkan,” ungkap kantor jaksa agung dalam sebuah pernyataan Kamis (17/11) malam, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (19/11).
Enam Dekade Konflik
Upaya negosiasi sebelumnya dengan ELN, yang memiliki sekitar 2.400 kombatan, belum berhasil sebagian karena perbedaan pendapat di dalam jajarannya.
Pembicaraan awal antara ELN dan pemerintah Juan Manuel Santos dimulai di Ekuador, kemudian pindah ke Kuba, tetapi dibatalkan pada 2019 oleh penerus Santos, Ivan Duque, karena ELN menolak menghentikan permusuhan dan membunuh 22 taruna polisi dalam sebuah pengeboman.
Sebagian besar tim negosiasi ELN lebih tua dari banyak anggotanya dan meskipun kepemimpinan pemberontak mengatakan kelompok itu bersatu, tidak jelas seberapa besar pengaruh negosiator terhadap unit aktif.
Petro juga telah berjanji untuk sepenuhnya mengimplementasikan kesepakatan damai 2016 dengan pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang sekarang sudah didemobilisasi, serta mengupayakan pelucutan senjata geng-geng kejahatan dengan imbalan pengurangan hukuman dan informasi perdagangan narkoba.
Konflik Kolombia, yang telah berlangsung selama hampir enam dekade, menewaskan 450.000 orang antara tahun 1985 dan 2018.
(Resa/TRTWorld)