ISLAMTODAY ID-Ketegangan kembali memanas di semenjung Korea setelah AS kerahkan lagi pembom strategis jarak jauh B-1B Lancer.
“Korea Selatan dan AS melakukan latihan udara bersama hari ini dengan pengebom strategis B-1B Angkatan Udara AS yang dikerahkan kembali di Semenanjung Korea,” ungkap Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel mengonfirmasi dalam pernyataan hari Sabtu (19/11), seperti dilansir dari ZeroHedge, Ahad (20/11).
Pernyataan itu lebih lanjut mengindikasikan sejumlah jet tempur mengiringi penerbangan 1B Lancer.
“Beberapa jet paling canggih di angkatan udara AS dan Korea Selatan, termasuk pesawat tempur siluman F-35, juga bergabung dalam latihan tersebut,” ungkapnya.
“Melalui latihan ini, kami sekali lagi menunjukkan kapasitas militer gabungan dari aliansi Korea Selatan-AS dan komitmen Washington untuk melindungi Semenanjung Korea dan memberikan pencegahan yang lebih luas,” tambah JCS.
Yang terpenting, penempatan kembali pembom baru dilakukan pada pagi hari setelah peluncuran ICBM Korea Utara lainnya yang mengancam di tengah peringatan dari rezim Kim tentang “tanggapan militer yang lebih keras” ke Washington yang akan datang.
Media pemerintah Korea Utara mengidentifikasi bahwa itu adalah ICBM Hwasong-17 – dikatakan mampu terbang sejauh 9.320 mil, sehingga menjadikannya ancaman dan peringatan yang signifikan bagi Amerika Serikat.
Pyongyang menyertai peluncuran ICBM yang provokatif dengan peringatan keras, menyerukan prospek perang nuklir “habis-habisan”:
“Kim Jong Un dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa jika musuh terus memberikan ancaman … partai dan pemerintah kami akan dengan tegas bereaksi terhadap nuklir dengan senjata nuklir dan konfrontasi total dengan konfrontasi habis-habisan,” lapor Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Pyongyang pada hari Sabtu (19/11).
Merujuk pada Hwasong-17, media pemerintah menggambarkannya sebagai “penangkal nuklir paling kuat dan absolut”.
Lebih lanjut, media pemerintahan menyebut rudal itu “senjata strategis terkuat di dunia”.
Kim Jong-un menunjukkan putrinya di depan umum untuk pertama kalinya sehubungan dengan peluncuran ICBM hari Jumat (18/11).
Pemerintahan Biden tampaknya merasa perlu untuk melenturkan kekuatan militer Amerika di semenanjung Korea.
Langkah tersebut dipicu uji coba rudal Korea Utara yang menciptakan situasi berbahaya dan tak terduga berkelanjutan.
Selain itu, karena Jepang merasa semakin tertekan, mengingat di masa lalu rudal telah terbang langsung di atas pulau utama.
(Resa/ZeroHedge)