ISLAMTODAY ID-Media KCNA melaporakan menteri luar negeri Korea Utara telah menyatakan penyesalan yang kuat atas kecaman Sekjen PBB Antonio Guterres terhdap peluncuran rudal balistik antarbenua negara itu.
“Sekjen PBB mengatakan tidak menyadari tujuan dan prinsip Piagam PBB dan misinya yang tepat yaitu untuk menjaga ketidakberpihakan, objektivitas, dan kesetaraan dalam semua hal,” ungkap Diplomat top Korea Utara.
Dia menambahkan bahwa episode tersebut menunjukkan bahwa Guterres “adalah boneka AS”.
Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua pada hari Jumat (18/11) dalam salah satu uji coba yang paling kuat, mendorong Guterres mendesak Pyongyang untuk menghentikan “tindakan provokatif” lebih lanjut.
Menteri Luar Negeri Choe Son Hui menanggapi pada hari Ahad (20/11) dengan mengungkapkan “penyesalan saya yang kuat atas fakta bahwa sekretaris jenderal PBB telah mengambil sikap yang sangat tercela.”
Korea Utara dengan bersenjata nuklir telah melakukan ledakan peluncuran yang memecahkan rekor dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, Pyongyang dan Moskow telah berulang kali menyalahkan langkah Washington untuk meningkatkan perlindungan yang ditawarkannya kepada sekutu Seoul dan Tokyo.
Rudal Monster
Sejak Kim menyatakan Korea Utara sebagai negara nuklir yang “tidak dapat diubah” pada bulan September, Amerika Serikat telah meningkatkan kerja sama keamanan regional.
“Kami baru-baru ini memperingatkan sekretaris jenderal PBB untuk mempertimbangkan masalah semenanjung Korea atas dasar ketidakberpihakan dan objektivitas,” ungkap Choe, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (21/11).
Dia menambahkan bahwa Korea Utara telah memperjelas bahwa mereka harus melakukan “pertahanan diri di bawah lingkungan keamanan yang mengkhawatirkan di semenanjung Korea dan wilayah yang disebabkan oleh kerja sama militer berbahaya AS dan pasukan bawahannya.”
“Namun demikian, sekjen PBB mengalihkan kesalahan atas kasus tersebut ke DPRK daripada ke AS,” ungkap Choe.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi peluncuran hari Jumat (18/11).
Menurut KCNA adalah Hwasong-17 yang dijuluki “rudal monster” oleh para analis.
Rudal itu terbang 1.000 kilometer (620 mil) pada ketinggian 6.100 km, kata militer Korea Selatan, hanya sedikit lebih rendah dari ICBM yang ditembakkan Pyongyang pada 24 Maret, yang tampaknya merupakan uji coba paling kuat di Korut.
Kemudian pada hari Jumat (17/11), Tokyo dan Washington mengadakan latihan militer bersama di wilayah udara di atas Laut Jepang.
Dewan Keamanan PBB pada hari Sabtu (19/11) mengatakan akan membahas Korea Utara dalam pertemuan hari Senin (21/11).
(Resa/TRTWorld)