ISLAMTODAY ID-Pengamat Piala Dunia marah dengan komentar ‘rasis’, ‘Islamofobia’ dan ‘orientalis’ dari media Barat yang meliput turnamen pertama di dunia Arab.
Liputan media Barat tentang Piala Dunia Qatar telah mendapat sorotan tajam dari para pengamat turnamen, dengan segudang reaksi media sosial mengarah ke komentar “rasis”, “Islamofobia”, dan “orientalis” yang patut dipertanyakan.
Dari penolakan BBC untuk menyiarkan upacara pembukaan Piala Dunia di saluran andalannya hingga orang lain menggunakan bahasa dan citra stereotip ketika mengacu pada negara tuan rumah, banyak orang telah beralih ke online untuk menyoroti apa yang mereka sebut sebagai gambaran “reduktif” dan “terisolasi” dari negara tuan rumah Qatar.
Dalam salah satu postingan, seorang pengguna Twitter memposting cuplikan artikel dari The Times, yang menyertakan foto dengan judul: “Orang Qatar tidak terbiasa melihat wanita berpakaian Barat di negara mereka.”
Beberapa pengguna menyebut tulisan itu “bodoh” dan yang lain mengatakan bahwa itu tidak sesuai dengan pengalaman mereka di negara Teluk.
Lebih lanjut, The Times sejak itu mengubah keterangan foto.
Kepala biro Teluk New York Times Vivian Nereim meminta pengguna Twitter untuk membagikan komentar Piala Dunia yang menurut mereka bersifat orientalis, Islamofobia, atau rasis.
Seorang pengguna menjawab dengan posting Instagram dari Telegraph tentang “seperti apa kehidupan sebenarnya di negara tuan rumah Piala Dunia”.
“Saya tidak bisa memegang tangan suami saya tanpa mendesis,” ungkap unggahan tersebut, seperti dilansir dari MEE, Rabu (23/11)
Pengguna lain berbagi wawancara dengan Ketua Partai Konservatif Nadhim Zahawi di mana dia ditanya:
“Seberapa besar rasa hormat yang harus kita tunjukkan pada budaya yang kita anggap, sejujurnya, kekejian?
“[Itu] adalah hal paling rasis yang pernah saya dengar selama ini,” pengguna memposting.
Responden lain membagikan tautan ke video oleh Middle East Eye yang menunjukkan seorang reporter Prancis ditanyai tentang reaksi awalnya terhadap Qatar. Dia menjawab: “ada banyak masjid”.
Pengguna juga menyampaikan kekhawatiran terkait jumlah pelaporan di Qatar dibandingkan dengan negara lain yang pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Kiasan populer lainnya dalam liputan media tentang Qatar adalah mencap orang Arab sebagai “biadab” atau “tidak beradab” dalam hal hukum, politik, dan hak asasi manusia.
Satu tweet menyertakan kartun dari surat kabar Prancis Le Canard enchaîné, di mana banyak yang marah atas penggunaan penggambaran stereotip orang Arab.
Catatan Pelanggaran HAM Qatar
Meskipun Qatar telah menerima pujian sebagai negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia, banyak yang melihat catatan dugaan pelanggaran migran dan kurangnya hak LGBTQ+ sebagai ancaman.
Sejak tahun 2017, Otoritas Qatar telah memperkenalkan sejumlah reformasi tenaga kerja yang mencakup kondisi kerja dan upah minimum, serta telah menghapus sistem kafala yang eksploitatif.
Sementara beberapa masalah tetap berkaitan dengan hak-hak buruh, banyak yang menunjukkan bahwa Barat memiliki pandangan munafik terhadap Qatar, karena melakukan eksploitasinya sendiri di seluruh dunia.
Contoh yang paling menonjol adalah kecaman presiden FIFA Gianni Infantino baru-baru ini terhadap kritikus Barat: “Saya orang Eropa. Untuk apa yang telah kita lakukan selama 3.000 tahun di seluruh dunia, kita harus meminta maaf selama 3.000 tahun ke depan sebelum memberikan pelajaran moral.”
(Resa/MEE)