ISLAMTODAY ID-Pada 6 Desember, otoritas AS mengumumkan bahwa Pentagon akan melanjutkan operasi tempur penuh di Suriah utara bersama sekutu Kurdinya.
Pengumuman itu dibuat sehubungan dengan invasi darat Turki di Suriah utara, menurut The Washington Post.
Sekitar 900 tentara AS dikerahkan ke Suriah, kebanyakan dari mereka berbagi pangkalan dengan personel Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di bagian timur laut negara itu.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS telah menghentikan operasi militer gabungan mereka dengan AS melawan ISIS di Suriah karena serangkaian serangan udara dan artileri Turki di posisi mereka.
Serangan Turki, yang dikenal sebagai operasi Claw-Sword, merupakan tanggapan atas ledakan bom di Istanbul tengah pada 13 November.
Turki menyalahkan serangan tersebut pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan menangkap puluhan orang yang diduga terlibat dalam serangan tersebut.
Menurut para pejabat, militer AS dan SDF baru-baru ini terlibat dalam beberapa operasi kerja sama untuk mengangkut pasokan antar lokasi dan melakukan patroli keamanan.
“Kami prihatin dengan tindakan apa pun yang dapat membahayakan pencapaian yang diperoleh dengan susah payah dalam keamanan dan stabilitas di Suriah,” ungkap juru bicara militer AS Kolonel Joseph Buccino.
“Selanjutnya, kami prihatin dengan keamanan SDF, mitra kami yang diperiksa, diakui, dan dapat diandalkan di tempat di mana kami telah menarik sebagian besar pasukan,” ungkapnya, seperti dilansir dari The Cradle, Rabu (7/12).
Turki percaya bahwa Partai Pekerja Kurdistan yang telah dicap Washington dan Ankara sebagai kelompok teroris, adalah bagian dari sekutu Amerika Serikat di Suriah, menyalahkan AS atas keterlibatannya dalam serangan tersebut.
Sementara itu, pada 14 November, pasukan pendudukan AS di Suriah menjarah sejumlah minyak baru negara itu dari wilayah al-Jazira dalam koordinasi dengan milisi proksi Kurdi mereka, Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
“Pasukan pendudukan Amerika membawa sejumlah minyak Suriah yang dicuri, dalam 76 tanker, ke pangkalan mereka di Irak utara, melalui penyeberangan Mahmudiyah ilegal,” sumber-sumber lokal mengatakan kepada media Suriah.
Sehari sebelumnya, pasukan AS juga menjarah gandum dan minyak dalam jumlah besar dari berbagai daerah dan mengangkutnya ke Irak menggunakan 94 truk.
Pasukan AS di Suriah secara konsisten menjarah sumber daya alam, yaitu minyaknya.
Baru-baru ini, telah terjadi lonjakan operasi penjarahan minyak Washington di Suriah, mengingat krisis energi yang sedang berlangsung dan pemotongan produksi OPEC+ yang membuat barat dalam keadaan putus asa.
(Resa/The Cradle)