ISLAMTODAY ID-Parlemen Lebanon hadapi kebuntuan politik setelah gagal pemiilihan presiden baru yang ke-10 sejak 31 Oktober.
Pemungutan suara hari Kamis (15/12) dihadiri oleh 109 dari 128 anggota parlemen.
Sementara itu, kandidat Michel Moawad yang didukung oleh Partai Pasukan Lebanon, memperoleh 38 suara.
Jumlah tersebut jauh dari angka yang dibutuhkan untuk memenangkan putaran pertama.
Dilansir dari TRTWorld, Jumat (16/12), seorang kandidat membutuhkan dua pertiga suara, atau 86 anggota parlemen untuk lolos ke tahap pertama.
Selain itu, diperlukan juga mayoritas mutlak di putaran berikutnya.
Sebanyak 37 anggota parlemen memberikan suara kosong, sedangkan suara lainnya jatuh ke kandidat lain.
Pembicara Nabih Berri mengakhiri sesi tanpa menetapkan tanggal untuk sesi pemungutan suara lainnya, yang biasanya diadakan setiap minggu selama sembilan sesi pemungutan suara terakhir.
Untuk diketahui, Mantan Presiden Michel Aoun sebelumnya telah menyelesaikan masa jabatan enam tahun tanpa anggota parlemen menyetujui penggantinya.
Sejak tahun 2019, Lebanon telah menghadapi krisis ekonomi yang parah .
Menurut Bank Dunia, krisis tersebut adalah salah satu yang terburuk yang pernah dialami dunia di zaman modern.
Lebanon juga tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi penuh sejak Mei, dengan Perdana Menteri Najib Mikati dan kabinetnya memiliki kekuasaan terbatas dalam status caretaker mereka saat ini.
(Resa/TRTWorld)