ISLAMTODAY ID-Pentagon di Suriah bergabung dengan sekutu Kurdi dalam menyelundupkan minyak dan makanan senilai ratusan juta dolar ke luar negeri.
Sejak kedatangannya di timur laut Suriah di tahun 2017, pasukan AS tetap mempertahankan kehadirannya.
Misi pasukan tersebut seolah-olah sedang memerangi teroris kekhalifahan ISIS (Daesh) yang terkonsentrasi di sepanjang tepi kanan Sungai Efrat.
Lebih lanjut, Duta Besar Iran untuk PBB mengecam berlanjutnya pencurian minyak Suriah oleh AS dan sekutunya.
“Iran sekali lagi mengutuk perampokan sumber daya alam rakyat Suriah, khususnya produk minyak, di wilayah yang diduduki oleh pasukan asing,” ungkap Duta Besar Saeed Iravani pada pertemuan Dewan Keamanan di Suriah pada hari Rabu (21/12), seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (23/12).
“Perdamaian dan keamanan di utara Suriah hanya dapat dicapai dengan menegakkan dan sepenuhnya menghormati kedaulatan nasional dan integritas teritorial negara dan tindakan militer apa pun di sana hanya akan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah parah,” tambah diplomat itu.
Selain itu, dia juga menuntut segera diakhirinya kehadiran ilegal pasukan asing di wilayah Suriah.
Iravani menekankan bahwa pendudukan tanah Suriah hanya menciptakan kondisi ideal untuk kegiatan teroris.
Di sisi lain, situasi kemanusiaan di Suriah juga memprihatinkan termasuk wabah kolera, kebutuhan bantuan kemanusiaan dasar oleh 15,3 juta penduduknya, kekurangan listrik, kerawanan pangan, dan kurangnya akses ke perawatan kesehatan dan pendidikan.
Semua masalah ini diperburuk oleh sanksi Barat, katanya, sebagaimana disoroti dalam laporan terbaru Sekretaris Jenderal Guterres tentang krisis di Suriah.
“Oleh karena itu, langkah-langkah mendesak harus dilakukan untuk menghapus tindakan-tindakan yang melanggar hukum, yang hanya akan memperpanjang kesengsaraan rakyat,” desak Iravani.
Diplomat Iran itu juga menunjuk pada masalah yang disebabkan oleh kampanye serangan udara Israel yang sedang berlangsung terhadap Suriah.
Iravani menuduh Dewan Keamanan mempertahankan “keheningan yang memekakkan telinga atas agresi dan serangan teroris rezim Israel yang terus berlanjut.”
Iran telah memainkan peran kunci dalam mendukung militer Suriah melawan berbagai pasukan teroris dan kelompok pemberontak mulai tahun 2012.
Republik Islam juga telah memberi negara itu bantuan bahan bakar darurat miliaran dolar.
Bahkan Iran juga mengirimkannya melalui kapal tanker melalui Arab dan Laut Merah ke Mediterania.
Langkah tersebut dalam upaya menghadapi tantangan dugaan Israel menyabotase pengiriman di sepanjang jalan.
Menteri energi Suriah memperkirakan bahwa lebih dari 90 persen sumber daya minyak negara saat ini dipegang oleh pasukan pendudukan AS.
Sebelum perang kotor yang didukung AS, Negara Teluk, dan Turki melawan Damaskus dimulai pada tahun 2011, Suriah menikmati swasembada energi dan pendapatan ekspor dari sumber daya minyak dan gasnya.
(Resa/Sputniknews)