ISLAMTODAY ID-Menteri Luar Negeri Turkiye Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada media pada 29 Desember bahwa Ankara bersedia menarik diri dari wilayah yang didudukinya di Suriah utara dan menyerahkannya ke Damaskus jika “stabilitas politik” tercapai.
Komentar Cavusoglu muncul hanya satu hari setelah pertemuan tingkat tinggi di Moskow antara menteri pertahanan Turkiye, Rusia, dan Suriah, yang bertujuan untuk memastikan “stabilitas di Suriah dan kawasan”.
Ini adalah pertemuan tingkat menteri pertama antara Suriah dan Turkiye sejak 2011.
Berbicara kepada wartawan, Menteri Luar Negeri Turki juga mengatakan bahwa dimungkinkan untuk membentuk mekanisme bersama antara Damaskus dan Ankara yang ditujukan untuk ‘memerangi terorisme’.
Cavusoglu juga memuji ‘rasa hormat’ negaranya terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Suriah.
Lebih lanjut, dia mengklaim bahwa pendudukannya semata-mata didasarkan pada memerangi teror dan “menjaga stabilitas”, sesuatu yang menurutnya tidak mampu dilakukan oleh otoritas Suriah.
Dia juga melanjutkan dengan mengatakan bahwa Turkiye akan terus memerangi terorisme di Suriah, meskipun ada hambatan yang ditimbulkan oleh “perbedaan politik” antara Ankara dan Damaskus.
Baru-baru ini, baik AS maupun Rusia telah berusaha menengahi penarikan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dari perbatasan Turki dengan Suriah untuk mencegah terjadinya serangan darat Turki yang telah lama dijanjikan.
Potensi ofensif darat ini dilakukan dengan dalih membalas ledakan maut Istanbul 13 Oktober.
Untuk mencegah serangan, Rusia telah menawarkan penarikan penuh SDF dari perbatasan Turki, seperti yang diminta Ankara.
Meskipun Moskow telah merundingkan potensi pengerahan kembali pasukan Suriah ke daerah ini, Washington berusaha untuk mengkompromikan upaya mediasi Rusia dengan menghidupkan kembali milisi Islam yang tidak aktif di utara negara itu.
Langkah ini bertujuan dengan maksud untuk menempatkan mereka di perbatasan, sehingga mencegah penyerahan wilayah ke Damaskus.
Dari sudut pandang Suriah, negosiasi sejati dengan Turkiye kemungkinan besar tidak akan dimulai sampai Ankara menerima penarikan penuh pasukannya dari Suriah.
Meskipun Washington berencana untuk mengkompromikan kembalinya Tentara Arab Suriah (SAA) ke perbatasan Turki, komentar terbaru Cavusoglu menandakan potensi kesediaan Turki untuk membuat konsesi.
(Resa/The Cradle)