ISLAMTODAY ID-Di antara perkembangan masif Beijing minggu ini yang berdampak pada masa depan hubungan AS-Tiongkok adalah penunjukan menteri luar negeri Tiongkok yang baru.
Penunjukan Qin Gang sebagai duta besar China untuk Amerika Serikat dilakukan pada Jumat (30/12/2022).
Dia mengambil alih jabatan diplomatik teratas dari mantan Menlu Wang Yi, yang baru-baru ini dicopot oleh keputusan Komite Sanding Kongres Rakyat Nasional.
Bloomberg dan yang lainnya mencatat bahwa dia mewakili sisi sikap Beijing yang “lebih lembut” terhadap Amerika, yang dikatakan telah terlihat selama masa jabatannya yang relatif singkat di Washington selama tujuh belas bulan terakhir.
Dalam dua hari terakhir, Menteri Luar Negeri China yang baru bahkan telah menarik perhatian pers Barat dengan men-tweet bahwa dia “sangat terkesan” oleh rakyat Amerika.
Selain itu, dia juga berjanji untuk memajukan hubungan AS-China dengan cara yang positif.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada rakyat Amerika Serikat atas dukungan dan bantuan kuat yang diberikan kepada saya dan Kedutaan Besar China selama periode ini,” tweet Qin Senin
(2/1/2023) malam (waktu AS), seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (5/1/2023).
“Saya sangat terkesan dengan begitu banyak orang Amerika yang pekerja keras, ramah, dan berbakat yang saya temui,” tambah Qin, mengatakan dia telah “mendapat banyak teman di seluruh AS.”
Dia berjanji untuk “mendukung pertumbuhan hubungan China-AS” dalam kapasitasnya sebagai diplomat top China.
Penggantian mantan Menlu Wang yang telah menjabat sebagai menteri luar negeri selama hampir satu dekade, secara luas dilihat sebagai tanda bahwa Presiden Xi Jinping ingin segera memperbaiki hubungan yang rusak dengan AS dan Barat secara lebih luas.
Menariknya, kata-kata Qin sebelumnya kini diberitakan secara luas terkait dengan perang Ukraina.
Dia baru-baru ini tercatat mengungkapkan bahwa China akan berusaha mencegah Rusia menginvasi Ukraina jika diketahui tentang hal itu.
Ini berbeda dengan beberapa pejabat AS dan laporan media yang mengklaim Beijing tahu tentang rencana invasi dan menutup mata.
Qin di masa lalu juga meremehkan gagasan bahwa China menginginkan reunifikasi Taiwan secara paksa yang sejalan dengan posisi resmi Beijing.
(Resa/ZeroHedge)