ISLAMTODAY.ID—-Presiden Ukraina Volodmyr Zelenskyy mendorong apa yang disebutnya “rencana perdamaian” dari bulan lalu saat berbicara dengan Perdana Menteri India Modi, yang menuntut agar Rusia menarik diri dari keseluruhan perbatasan Ukraina pra-2014 sebagai prasyarat untuk melanjutkan pembicaraan.
Sikap politik ini disebut oleh analis politik global, Andrew Korybko adalah sikap yang tidak realistis diman ini menegaskan bahwa dia tidak serius untuk mengakhiri Konflik Ukraina, Andrew Korybko juga memberi lima argumen mengapa Kiev harus mempertimbangkan kembali posisinya saat ini:
1. Keterbatasan Kompleks Industri Militer Barat Mencegah Kiev Mencapai Kemenangan Penuh
“Biden Menumpahkan Seluruh Pertolongan Namun Tidak Pernah Dapat Memuaskan Sepenuhnya Permintaan Zelensky” selama perjalanan pemimpin Ukraina ke Amerika Serikat (AS) ketika Ia mengungkapkan bahwa AS tidak dapat memberikan senjata kepada Kiev yang belum dibagikan dengan sekutu NATO-nya.
Hal itu terjadi, karena terhalang oleh keterbatasan kompleks industri militer Barat, Kiev tidak mungkin mencapai kemenangan penuh yang dibayangkan Zelensky karena AS dan Kompleks Industri Militer-nya juga tak siap memberi bantuan persenjataan penuh ke Ukraina.
2. Membekukan Garis Kontrol (LOC) Dapat Mencegah Kerugian Lebih Lanjut Jika Terjadi Serangan Lain
Mempertimbangkan kemungkinan ekstrim Kiev mencapai tujuan maksimumnya dalam konflik, oleh karena itu pendekatan yang paling bijaksana adalah mengamankan keuntungan yang telah dibuat sejauh ini di sekitar Wilayah Kharkov dan Kherson.
Apabila Ukraina gagal membekukan LOC berisiko pada skenario Rusia bisa mencapai terobosan di suatu tempat di sepanjang garis depan yang ada atau mungkin membuka jalan ke wilayah yang lain, yang keduanya dapat mengakibatkan kerugian lebih lanjut bagi Kiev.
3. Meneruskan Konflik Tanpa Batas Itu Saling Merugikan
Karena sangat menggoda bagi Kiev untuk mematuhi tuntutan pelanggan Baratnya untuk melanggengkan konflik tanpa batas waktu dan terus berjuang “sampai Ukraina terakhir” untuk menurunkan kemampuan militer Rusia, ini sama-sama tidak menguntungkan dan karenanya harus dihindari.
Sementara tidak ada seorang pun di Barat yang meragukan bahwa melakukan hal itu akan membebankan biaya yang meningkat pada Rusia, hanya sedikit yang menyadari betapa hal itu mengguncang kohesi sosio-ekonomi dan akhirnya politik blok Perang Dingin Baru mereka.
4. Sinyal Perdamaian Pragmatis Rusia Dalam Beberapa Minggu Terakhir Menunjukkan Ketulusan Niatnya
Semua pejabat Rusia tanpa kecuali, dari Presiden Putin ke bawah, telah memberi isyarat dalam beberapa pekan terakhir bahwa mereka bersedia menyelesaikan konflik secara politis selama reunifikasi negara mereka dengan Novorossiya setidaknya diakui secara diam-diam.
Ini menunjukkan bahwa Moskow memang tulus, yang pada gilirannya menarik perhatian baik pada banyak kritik konstruktif yang dapat dibuat tentang peperangan yang di mulai sejauh ini maupun kesadarannya akan perjuangan dalam perang proksi ini juga.
5. Kiev Masih Dapat Tetap Berkomitmen Pada Tujuan Maksimalnya Tanpa Mengejar Kemenangan Secara Militer
Dan akhirnya, dengan tulus menegosiasikan setidaknya gencatan senjata yang tidak terbatas dengan Rusia untuk mengurangi tekanan pada dirinya sendiri dan terutama para pelindungnya tidak berarti bahwa Kiev tidak dapat tetap berkomitmen pada tujuan maksimalnya.
Sama seperti India dan Pakistan terus mengajukan tuntutan maksimum mereka masing-masing terhadap Konflik Kashmir yang telah membeku selama beberapa dekade tanpa mengejar kemenangan secara militer, demikian pula Kiev dapat melakukan hal yang sama, dengan hasil ini bahkan mungkin membantu memperkuat persatuan nasionalnya selama bertahun-tahun mendatang.
Lima alasan yang disebutkan di atas dibagikan Korybko untuk tujuan yang diharapkan menginspirasi Kiev guna secara pragmatis mempertimbangkan kembali posisinya yang saat ini bandel untuk melakukan pembicaraan damai dengan Moskow.
Kelima alasan ini dimaksudkan untuk menjadi objektif sejauh mereka mengakui kepentingan Kiev seperti yang dipahami oleh para pemimpinnya sambil tetap berusaha mencapai keseimbangan yang adil antara kepentingan Kiev, dan kepentingan Moskow. . (Rasya)