ISLAMTODAY ID-Presiden Kroasia Zoran Milanovic mengklaim NATO sedang mengobarkan “perang proksi” melawan Moskow di Ukraina.
Dia juga menolak sanksi terhadap Moskow sebagai “omong kosong”, menambahkan bahwa dia tidak ingin menjadi “budak Amerika”.
Berbicara kepada wartawan Kroasia di kota Vukovar pada hari Ahad (15/1/2023) Milanovic mengatakan, antara lain:
“Washington dan NATO mengobarkan perang proksi melawan Rusia melalui Ukraina,” seperti dikutip oleh outlet media Istra24.
Dia melanjutkan dengan menyatakan bahwa “Rencananya tidak bisa untuk menyingkirkan Putin. Rencana tersebut tidak dapat berupa sanksi,” menambahkan bahwa tindakan hukuman seperti itu adalah “omong kosong dan kami tidak akan mencapai apa pun dengannya.”
“Mereka pergi dari perang ke perang. Dan aku harus menjadi apa? Seorang budak Amerika?” ungkap Presiden Kroasia bertanya secara retoris, seperti dilansir dari RT, Senin (16/1/2023).
Milanovic menyuarakan kekesalannya dengan kebijakan blok militer pimpinan AS dalam wawancara yang sama di mana dia mengoyak perdana menteri Kroasia, Andrej Plenkovic, atas pernyataan terbarunya terkait Ukraina.
Berbicara kepada saluran berita France 24 pada hari Sabtu, Plenkovic mengatakan anggota parlemen negara Balkan, yang pada pertengahan Desember tidak mendukung program UE untuk melatih personel militer Ukraina di negara-negara anggota, telah “gagal berada di sisi yang benar dalam sejarah.”
Mengomentari pernyataan tersebut, Milanovic mengecam perdana menteri karena membawa “aib” ke negaranya “dan perwakilan demokrasinya di depan orang lain”.
Presiden Kroasia berargumen bahwa perilaku semacam ini mencapai titik terendah yaitu “paling bawah”.
Adapun misi UE, presiden Kroasia memperingatkan bahwa itu secara efektif berarti bahwa “untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, UE berpartisipasi dalam perang.”
Hal ini, menurut Milanovic, “bertentangan dengan Perjanjian tentang Berfungsinya UE.”
Pada Desember 2022, Milanovic berpendapat bahwa melatih anggota militer Ukraina di tanah Kroasia akan “membawa perang” ke negara Balkan.
Dia juga bersikeras pada saat itu bahwa “Ukraina bukan sekutu”.
Pernyataan tersebut mengkritik keputusan Brussel Juni lalu untuk memberikan status kandidat kepada Kiev sebagai “sinis”.
(Resa/RT)