ISLAMTODAY ID-Kepala Angkatan Udara Mali saat ini memuji pengiriman terbaru sebagai tahap terbaru dalam modernisasi pasukan negara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan sedang menghadapi pemberontakan militan.
“Mali telah menerima lebih banyak pesawat tempur dan helikopter dari Rusia,” ungkap seorang koresponden AFP terbaru dalam serangkaian pengiriman dari sekutu militer dan politik barunya, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (20/1/2023).
AFP menghitung ada 8 pesawat dan 2 helikopter pada upacara Kamis (19/1/2023) yang dihadiri oleh duta besar Rusia Igor Gromyko dan kepala junta Mali, Kolonel Assimi Goita.
Panglima Angkatan Udara Mali saat ini Jenderal Alou Boi Diarra memuji pengiriman terbaru itu sebagai tahap terakhir dalam modernisasi pasukan negara yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.
Militer Mali mengatakan pengiriman itu termasuk pesawat serang Sukhoi Su-25 yang dirancang untuk mendukung pasukan darat; dan Albatros L-39 rancangan Ceko.
L-39 yang awalnya dirancang untuk tujuan pelatihan, juga telah digunakan sebagai pesawat serang.
Bamako juga menerima Mi-8, helikopter angkut Rusia rancangan Soviet yang, selain mengangkut pasukan dan peralatan, dapat dilengkapi dengan senjata untuk mempertahankan pasukan darat.
Para pejabat Mali tidak memberikan perincian rinci tentang berapa banyak dari masing-masing pesawat yang telah dikirimkan, dan meskipun mereka mengatakan telah membeli senjata, mereka tidak merilis perincian transaksi.
Krisis Politik Mali
Ini adalah yang terbaru dari serangkaian pengiriman peralatan militer Rusia yang serupa, mengikuti yang lain pada bulan Maret dan Agustus 2022.
Negara Afrika barat itu telah memerangi pemberontakan militan serta krisis politik dan kemanusiaan sejak 2012.
Setelah kolonel yang saat ini berkuasa melakukan kudeta tahun 2020, hubungan dengan mantan kekuatan kolonial Prancis dengan cepat putus dan Rusia turun tangan untuk mengisi kekosongan.
Berbagai sumber mengatakan junta mulai mendatangkan paramiliter dari kelompok Rusia Wagner pada akhir 2021, yang memicu kritik dari beberapa negara.
Penguasa militer membantah tuduhan itu, dengan mengatakan junta hanya menghidupkan kembali hubungan lama dengan Rusia dan tentaranya.
Junta juga mengatakan sekarang melakukan perlawanan terhadap militan yang aktif di negara itu, klaim yang dibantah oleh pakar militer.
(Resa/TRTWorld)