ISLAMTODAY ID-Militer AS menyelidiki 9 kasus kanker darah di antara para perwira yang bekerja puluhan tahun lalu di Pangkalan Angkatan Udara Malmstrom.
Laporan terebut dilansir dari sebuah situs misil nuklir utama di negara bagian Montana.
Penyelidikan pertama kali dilaporkan oleh AP pada hari Senin (23/1/2023) dan dikonfirmasi oleh pejabat Pentagon.
Semua petugas yang menderita telah bertugas di silo pangkalan, rumah bagi sekitar 150 rudal balistik antarbenua berujung nuklir 150 Minuteman III pada saat 25 tahun yang lalu.
Diagnosis pada setiap kasus adalah limfoma non-Hodgkin, sementara salah satu petugas meninggal karena penyakit tersebut.
“Ada indikasi kemungkinan hubungan antara [ini] kanker dan layanan awak tempur rudal di Malmstrom AFB,” ungkap Letnan Kolonel Daniel Sebeck dalam slide yang disajikan pada pengarahan militer awal Januari dan dikutip oleh kantor berita.
“Missileers selalu memperhatikan bahaya yang diketahui, seperti paparan bahan kimia, asbes, polychlorinated biphenyls, timbal dan bahan berbahaya lainnya di lingkungan kerja,” ungkapnya, seperti dilansir dari RT, Senin (23/1/2023).
“Jumlah misil yang tidak proporsional dengan kanker, khususnya limfoma sangat memprihatinkan,” tambah Sebeck.
Masalah ini penting bagi Angkatan Luar Angkasa karena sebanyak 455 mantan petugas rudal kini bertugas di Angkatan Luar Angkasa, termasuk 4 orang yang didiagnosis menderita limfoma.
Dihubungi oleh AP untuk memberikan komentar, Sebeck menolak untuk menjelaskan lebih lanjut tentang penyelidikan tersebut, hanya mencatat bahwa slide tersebut “telah ditentukan sebelumnya”.
Sementara itu, juru bicara Angkatan Udara Ann Stefanek membenarkan bahwa “pemimpin senior menyadari kekhawatiran yang diangkat tentang kemungkinan hubungan kanker yang terkait dengan anggota kru tempur rudal di Malmstrom AFB.”
“Informasi dalam pengarahan ini telah dibagikan dengan ahli bedah umum Departemen Angkatan Udara dan profesional medis kami bekerja untuk mengumpulkan data dan memahami lebih lanjut,” tambahnya.
Mengingat bahwa hanya sekitar 400 perwira yang diyakini bekerja dengan peluru kendali di pangkalan itu pada satu waktu, tingkat limfoma non-Hodgkin di dalamnya tampaknya jauh di atas apa yang terdaftar pada populasi umum.
Menurut American Cancer Society, penyakit ini hanya menyerang sekitar 19 orang dari setiap 100.000 orang di seluruh AS setiap tahunnya.
(Resa/RT)