ISLAMTODAY ID-Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, pada 25 Januari memperingatkan bahwa dia akan mengabaikan janji Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kepada Yordania dan terus menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa.
Ancaman itu datang hanya satu hari setelah PM Israel berjanji kepada Raja Yordania Abdullah bahwa dia akan mempertahankan status quo di tempat-tempat suci Yerusalem.
“Dengan segala hormat kepada Yordania, Israel adalah negara merdeka. Saya telah menduduki [Masjid Al-Aqsa], saya akan terus melakukannya,” ungkap pejabat supremasi Yahudi sehari setelah Netanyahu berjanji kepada Raja Yordania Abdullah bahwa dia akan mempertahankan status quo di tempat-tempat suci Yerusalem.
“Saya tidak menjalankan kebijakan saya mengenai [Masjid Al-Aqsa] sesuai dengan kebijakan pemerintah Yordania,” ujarnya kepada media Ibrani, seperti dilansir dari The Cradle, Kamis (26/1/2023).
Menurut berita Channel 12 Israel, Netanyahu membuat janji lebih dari sekali selama kunjungan selama berjam-jam ke Amman pada hari Selasa (24/1/2023) dan meyakinkan bahwa Tel Aviv akan melindungi otoritas Wakaf Islam. Dewan tersebut ditunjuk Yordania untuk mengelola kompleks Al-Aqsa.
Ben Gvir memicu badai diplomatik antara Israel dan sekutu Arabnya ketika politisi supremasi itu menyerbu tempat suci awal Januari.
Selain itu, duta besar Yordania untuk Israel ditahan oleh polisi Israel saat mencoba mengunjungi Masjid Al-Aqsa.
UEA menunda kunjungan Netanyahu ke Abu Dhabi setelah serangan terakhir oleh Ben Gvir dan pengikut ekstremisnya.
Israel telah mengirim seorang menteri ke UEA untuk membuka jalan bagi kunjungan tersebut dan meyakinkan Abu Dhabi tentang menteri anti-Arab dalam koalisi.
Sejak menjabat sebagai Menteri Keamanan Nasional yang baru dibentuk, Ben Gvir telah menuntut peningkatan dramatis dalam anggaran polisi untuk memungkinkan pembentukan pengawal nasional di bawahnya.
Ia juga meminta melalui cara yang mirip dengan Polisi Perbatasan (Border Police) di Tepi Barat.
Menurut Haaretz, Polisi Perbatasan, yang dicopot dari kepolisian, akan menjadi tulang punggung penjaga nasional yang direncanakan, yang terdiri dari para sukarelawan. Bersama-sama mereka akan membentuk milisi bawahan baru hanya untuk Ben Gvir.
(Resa/The Cradle)