ISLAMTODAY ID-Pemerintahan Biden berupaya membuat Belanda dan Jepang bergabung dengan AS dalam membatasi akses China ke mesin semikonduktor canggih.
Langkah tersebut berusaha merusak ambisi pemimpin China Xi Jinping untuk menjadi negara adidaya yang dominan.
Menurut Bloomberg, pejabat AS, Belanda, dan Jepang sedang menyelesaikan pembicaraan tentang pedoman baru untuk jenis peralatan pembuat chip apa yang dapat diekspor ke China.
Negosiasi bersifat tertutup, dan tidak ada rencana untuk pengumuman publik tentang pembatasan.
Belanda kemungkinan akan mengekang ekspor mesin litografi ultraviolet ASML Holding NV yang memproduksi chip canggih ke China.
Jepang kemungkinan akan menerapkan batasan serupa untuk Nikon Corp.
Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa kesepakatan antara pejabat Belanda dan AS dapat dicapai dalam beberapa hari.
Tanpa kerja sama Jepang atau Belanda, langkah pemerintahan Biden untuk mengekang kemampuan China memproduksi chip berteknologi tinggi dalam aplikasi militer akan terbatas.
Pada 7 Oktober, Presiden Biden meluncurkan serangkaian kontrol ekspor yang melarang perusahaan China membeli chip canggih dan peralatan pembuat chip tanpa lisensi.
“Kami telah berdiskusi dengan Amerika Serikat dan negara lain mengenai rezim kontrol ekspor,” ungkap Yasutoshi Nishimura, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat (27/1/2023).
“Kami akan menerapkan tindakan apa pun sesuai dengan Undang-Undang Valuta Asing kami dan melalui kerja sama internasional,” ungkapnya, ZeroHedge, Sabtu (28/1/2023)
Musim gugur yang lalu, Mark Williams dan Zichun Huang, analis di Capital Economics, menulis dalam sebuah laporan, “Langkah AS merupakan ancaman besar bagi ambisi teknologi China.”
Para analis mencatat bahwa industri semikonduktor global “hampir seluruhnya” bergantung pada AS.
Yang sangat jelas adalah perang teknologi AS-China semakin cepat.
(Resa/ZeroHedge)