ISLAMTODAY ID-Unjuk rasa di luar kedutaan Israel di Stockholm yang berniat membakar gulungan Taurat telah dibatalkan karena keterlibatan pejabat senior Israel dan Swedia.
Aksi tersebut butuh banyak aktivitas dari pejabat Swedia, kementerian luar negeri Israel, dan kedutaannya untuk menghentikan pengunjuk rasa.
Dilansir dari portal berita online Turki (Yeni Safak), sekelompok ekstremis yang berusaha berniat untuk membakar gulungan Taurat meminta izin polisi.
Tapi begitu berita itu diketahui, para diplomat Israel berebut dan menghubungi rekan-rekan mereka di Swedia, lalu mencari pembatalan protes.
Mereka menyebutnya sebagai “tindakan kebencian”.
Kemunafikan Nyata
Insiden tersebut sangat kontras dan mencerminkan kemunafikan terang-terangan Swedia.
Untuk diketahui, pemimpin rasis sayap kanan Rasmus Paludan diizinkan untuk membakar salinan Alquran di luar kedutaan Turki di Stockholm pada 21 Januari.
Hal tersebut memicu berbagai respon dari negara muslim dunia.
Türkiye mengutuk keras tindakan tersebut, menyebutnya “keji” karena dilakukan di bawah perlindungan polisi Swedia.
“Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami, Al-Quran, di Swedia hari ini, meskipun kami telah berulang kali memperingatkan sebelumnya,” ungkap pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (28/1/2023)
“Mengizinkan tindakan anti-Islam yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok ‘kebebasan berekspresi’ sama sekali tidak dapat diterima. Ini adalah kejahatan rasial langsung.
Sementara Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyebut “membakar buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan”, dia membela “kebebasan berekspresi” sebagai “bagian mendasar dari demokrasi”.
‘Kejahatan Rasis’
Namun, kebebasan berekspresi, bahkan jika itu menyebabkan sentimen menyakitkan dari miliaran Muslim di seluruh dunia, mendapatkan perlindungan.
Terlepas dari upaya para pemimpin Turki untuk terlibat dengan rekan-rekan Swedia mereka, protes kebencian yang direncanakan Paludan tetap berjalan dan tidak ada upaya yang dilakukan untuk menghentikan “kejahatan kebencian rasis”.
Padahal, permintaan pejabat Israel untuk tindakan serupa mendapat sambutan berbeda dari otoritas di Swedia.
Hal tersebut mengungkap kemunafikan mereka.
“Kami sangat sibuk dalam beberapa hari terakhir mencoba mencegah peristiwa kebencian ini, dan bekerja sama dengan jajaran paling senior di Kementerian Luar Negeri dan polisi setempat. Kami akan terus bekerja untuk mencegah insiden memalukan seperti itu,” ungkap Ziv Nevo Kulman, duta besar Israel untuk Swedia, dalam sebuah tweet.
Maka protes yang direncanakan, yang bermaksud untuk membakar gulungan Taurat di luar kedutaan Israel, dibatalkan setelah penyelenggara yakin untuk menarik permintaan izin mereka.
Untuk diketahui, Taurat adalah kitab suci Yudaisme yang ditulis dengan tinta khusus di atas perkamen khusus oleh seorang juru tulis Yahudi.
“Orang yang mengorganisir demonstrasi menarik permohonan izinnya dari polisi,” ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Havat kepada JewishPress.com.
Sebuah pernyataan kementerian luar negeri Israel mengatakan, bersama dengan staf kedutaannya di Stockholm bahwa telah menghubungi pusat Kementerian Luar Negeri Swedia dan Polisi Stockholm, serta Kedutaan Besar Swedia di Israel agar protes dihentikan.
“Akibat tindakan kami, acara pada tahap ini dibekukan,” tambah pernyataan itu.
(Resa/TRTWorld)