ISLAMTODAY ID-Pengulangan tindakan keji menyisakan sedikit keraguan dalam benak umat Islam di seluruh dunia bahwa kebebasan berekspresi disalahgunakan secara terang-terangan untuk menyebarkan kebencian agama, kata pernyataan
Pakistan pada hari Sabtu (28/1/2023) mengecam keras tindakan berulang kali politisi sayap kanan Denmark membakar salinan Alquran, menyebutnya sebagai “tindakan tidak masuk akal dan sangat ofensif.”
Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Denmark Stram Kurs (Garis Keras), melakukan tindakan “Islamofobia” terbaru di Denmark pada hari Jumat (27/1/2023) dengan membakar salinan Alquran, seperti yang telah dilakukannya beberapa hari sebelumnya di Stockholm saat dilindungi oleh polisi dan dengan persetujuan pemerintah.
Paludan mencoba menarik perhatian umat Islam yang keluar dari masjid usai shalat Jumat di distrik Dortheavej Kopenhagen dengan melambai-lambaikan materi yang menghina Nabi Muhammad.
Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan mengatakan pengulangan tindakan keji itu menyisakan sedikit keraguan di benak umat Islam di seluruh dunia bahwa kebebasan berekspresi disalahgunakan secara terang-terangan untuk menyebarkan kebencian agama dan hasutan untuk melakukan kekerasan.
“Ini juga mempertanyakan kerangka hukum di mana Islamofobia menyembunyikan dan menyebarkan kebencian tanpa hukuman. Pada saat ada kebutuhan yang meningkat akan kerukunan antaragama dan saling menghormati untuk hidup berdampingan secara damai, komunitas internasional tidak dapat menutup mata terhadap penyebar kebencian ini,” ungkap kementerian itu, seperti dilansir dari AA, Sabtu (28/1/2023)
Kebebasan berekspresi datang dengan tanggung jawab, dan merupakan tanggung jawab pemerintah ini dan komunitas internasional untuk mencegah tindakan rasis dan Islamofobia seperti itu, tambah pernyataan itu.
Pakistan juga menyampaikan keprihatinan kepada Denmark dan meminta untuk memperhatikan sentimen orang Pakistan dan Muslim di seluruh dunia.
Lebih lanjut, kemenlu Pakistan mendesak langkah-langkah untuk mencegah tindakan kebencian dan Islamofobia di masa depan, menurut kementerian.
Edwin Wagensveld, seorang politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, melakukan tindakan serupa lagi Senin (23/1/2023) lalu di Den Haag dengan menyobek halaman-halaman dari salinan Alquran dan kemudian membakarnya.
Serangan terhadap Alquran di Swedia dan Belanda menuai kecaman dari Türkiye dan negara lain.
(Resa/AA)