ISLAMTODAY ID-Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan pada hari Rabu (8/2/2023) ketika ketegangan memburuk antara Washington dan Beijing atas dugaan balon pengintai.
Stoltenberg mengatakan penemuan pesawat di atas daratan AS “mengkonfirmasi pola perilaku China di mana kita melihat bahwa China selama beberapa tahun terakhir telah banyak berinvestasi dalam kemampuan militer baru, termasuk berbagai jenis platform pengawasan dan intelijen.”
“Kami juga melihat peningkatan aktivitas intelijen China di Eropa. Sekali lagi, platform berbeda. Mereka menggunakan satelit, mereka menggunakan dunia maya, dan seperti yang telah kita lihat di Amerika Serikat, juga balon,” ungkapnya kepada wartawan saat konferensi pers bersama dengan Sekretaris Negara Antony Blinken.
“Jadi kita hanya harus waspada. Kita perlu menyadari risiko konstan intelijen China dan kemudian melangkah, apa yang kita lakukan untuk melindungi diri kita sendiri, dan kita juga perlu bereaksi dengan cara yang hati-hati, bertanggung jawab, dan waspada,” ungkapnya, seperti dilansir dari AA, Kamis (9/2/2023).
AS menembak jatuh balon pada hari Sabtu di lepas pantai Carolina Selatan di perairan teritorial AS setelah melewati sebagian besar negara.
Beijing telah mengakui kepemilikannya atas pesawat itu, tetapi mengatakan itu digunakan untuk penelitian meteorologi dan menyebut keputusan Washington untuk menurunkannya “tidak dapat diterima dan tidak bertanggung jawab.”
Penemuan balon tersebut mendorong Blinken untuk membatalkan kunjungan akhir pekan yang direncanakan ke China, dan menundanya sampai kondisi yang tidak ditentukan terpenuhi.
Dia juga mengatakan tim Amerika terus bekerja untuk menyelamatkan puing-puing, dan terus mengumpulkan intelijen dari sisa-sisa, serta apa yang diamati selama transit balon.
“Mengenai siapa yang bertanggung jawab untuk itu, China adalah dan tidak masalah, pada satu tingkat, individu mana yang mungkin atau mungkin tidak bertanggung jawab, faktanya adalah, China terlibat dalam tindakan tidak bertanggung jawab ini yang melanggar kedaulatan kita, dan integritas teritorial, dan hukum internasional,” ungkapnya.
Informasi tambahan tentang balon tersebut akan dibagikan kepada publik “di hari-hari mendatang,” tambah Blinken.
(Resa/AA)