ISLAMTODAY ID-Sembilan pos pemukim khusus Yahudi di Tepi Barat yang diduduki telah diberikan persetujuan retroaktif oleh kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Israel memberikan otorisasi retroaktif pada hari Ahad (12/2/2023) ke sembilan pos terdepan pemukim Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan mengumumkan pembangunan rumah baru di dalam permukiman yang sudah mapan.
Lebih lanjut, langkah tersebut kemungkinan akan menarik tentangan AS.
Yang pertama mempublikasikan keputusan kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah dua menteri pro-pemukim, yang dimasukkan ke dalam koalisi yang dia bangun setelah pemilihan 1 November telah menandakan taktik sayap kanan.
Sebagian besar kekuatan dunia menganggap pemukiman itu ilegal karena mengambil tanah yang diduduki di mana Palestina mencari status kenegaraan.
Israel membantah hal ini, dan sejak merebut Tepi Barat dalam perang tahun 1967, pemerintah berturut-turut telah mendirikan atau menyetujui 132 permukiman ilegal.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemukim fanatik telah mendirikan sejumlah pos terdepan tanpa izin pemerintah.
Beberapa telah diratakan oleh polisi, yang lain disahkan secara retroaktif.
Kesembilan persetujuan yang diberikan pada hari Ahad (12/1/2023) adalah yang pertama untuk pemerintahan Netanyahu ini.
Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu juga mengatakan komite perencanaan akan bersidang dalam beberapa hari mendatang untuk menyetujui rumah pemukiman baru.
Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich mengatakan ini akan berjumlah 10.000.
Tidak ada komentar segera dari Kedutaan Besar AS. Tetapi duta besar, Thomas Nides, telah menjelaskan bulan lalu bahwa pemerintah AS akan menentang langkah tersebut.
“Kami ingin menjaga visi solusi dua negara tetap hidup. Dia (Netanyahu) memahami bahwa kami memahami bahwa pertumbuhan pemukiman besar-besaran tidak akan mencapai tujuan itu,” ujar Nides, seperti dilansir dari MEE, Ahad (12/2/2023).
“Kami telah sangat jelas tentang gagasan melegalkan pos-pos terdepan, perluasan pemukiman besar-besaran – itu tidak akan menjaga visi solusi dua negara tetap hidup, dalam hal ini kami akan menentangnya dan kami akan sangat jelas tentang oposisi kami,” ungkapnya kepada televisi Kan Israel dalam wawancara 11 Januari.
(Resa/MEE)