ISLAMTODAY ID-Mantan menteri pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan bahwa menteri sayap kanan Bezalel Smotrich mendukung kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa Smotrich “menginginkan Nakba lagi”.
“Smotrich ingin menyebabkan Nakba Palestina lainnya – baginya, eskalasi adalah hal yang diinginkan,” ungkap Gantz kepada Radio Angkatan Darat, seperti dilansir dari MEE, Selasa (28/2/2023).
Nakba yang berarti “malapetaka” dalam bahasa Arab, adalah nama yang diberikan untuk pembantaian dan pengusiran paksa yang dialami warga Palestina di tangan milisi Zionis pada tahun 1948, saat negara Israel baru muncul.
Seluruh desa Palestina dihancurkan, dengan gerombolan Zionis tanpa pandang bulu membunuh warga sipil tak bersenjata dan mengubur beberapa di kuburan massal.
Nakba menyebabkan sekitar 15.000 warga Palestina tewas dan sekitar 750.000 meninggalkan rumah mereka untuk hidup sebagai pengungsi.
Gantz, yang merupakan pemimpin Partai Persatuan Nasional di Israel, mengatakan dia “terganggu” oleh dukungan yang diterima para pemukim Israel yang mengamuk di sebuah kota Palestina.
Lebih lanjut, Gantz menggambarkan mereka sebagai “milisi dengan dukungan dari beberapa tokoh koalisi”.
“Ini lereng yang sangat berbahaya, yang tidak bisa dibiarkan berdiri,” ungkap Gantz kepada Radio 103 dalam wawancara terpisah, seperti dikutip dari The Times of Israel.
Ratusan pemukim Israel, dengan perlindungan pasukan Israel, menyerang kota dan desa Palestina di dekat Nablus pada hari Ahad (26/2/2023), menyusul penembakan yang menewaskan dua warga Israel di kota Huwwara pada hari sebelumnya.
Serangan itu menyebabkan satu orang Palestina tewas, hampir 400 terluka dan puluhan rumah serta mobil dibakar atau dihancurkan.
Sebelum dan sesudah kekerasan massa terjadi, beberapa politikus Israel tampak mendorong atau mendukung aksi para pemukim.
Smotrich, menteri keuangan yang juga bertanggung jawab atas administrasi sipil Tepi Barat yang diduduki, menyukai tweet yang meminta politisi Israel untuk tidak menunjukkan belas kasihan dan bahwa “desa Huwwara harus dihapus hari ini”.
Kelompok pemukim secara terbuka mengumumkan niat mereka untuk melakukan “balas dendam” di Huwwara pada hari Ahad (26/2/2023), dan bahkan membagikan informasi tersebut di media sosial.
Kekerasan pemukim terhadap warga Palestina di Tepi Barat telah meningkat dari tahun ke tahun sejak 2016, menurut PBB.
Hampir 700.000 pemukim tinggal di lebih dari 250 permukiman ilegal dan pos terdepan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang melanggar hukum internasional.
Setidaknya ada 849 serangan pemukim ilegal terhadap warga Palestina pada tahun 2022, dengan setidaknya 228 di antaranya menyebabkan korban jiwa, data PBB menunjukkan.
Sebagai perbandingan, 496 serangan tercatat pada 2021 dan 358 pada 2020.
Sementara itu, pasukan Israel melanjutkan serangan malam mereka di Tepi Barat yang diduduki dalam semalam.
Mereka telah menjadi kejadian biasa bagi warga Palestina di wilayah pendudukan, mengobarkan ketegangan sejak Israel meningkatkannya tahun lalu.
(Resa/MEE)