ISLAMTODAY ID-Kementerian Luar Negeri Suriah pada 5 Maret mengutuk keras kunjungan ilegal Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley ke pangkalan rahasia di timur laut Suriah sehari sebelumnya.
Kementerian luar negeri menekankan bahwa kunjungan itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan, integritas teritorial, dan persatuan Suriah.
Sebuah sumber di Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat mengatakan, “Suriah mengutuk keras kunjungan ilegal Kepala Staf AS ke pangkalan militer ilegal AS di Suriah timur laut, dan menegaskan bahwa itu adalah pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan, kesucian tanah dan kesatuannya,” menurut RT.
“Suriah meminta pemerintah AS untuk segera menghentikan pelanggaran hukum internasional yang sistematis dan terus menerus dan menghentikan dukungannya untuk milisi bersenjata separatis … dan Suriah menegaskan bahwa praktik AS ini tidak akan menyimpang dari pendekatannya untuk memerangi terorisme dan menjaga kedaulatan, keamanannya, dan stabilitas,” ujarnya, seperti dilansir dari The Cradle, Ahad (5/3/2023).
Jenderal tinggi AS mengunjungi Suriah pada hari Sabtu (4/3/2023) diduga untuk mencegah kebangkitan ISIS dan meninjau perlindungan bagi pasukan AS terhadap serangan, termasuk dari pesawat tak berawak yang diterbangkan oleh milisi yang didukung Iran.
Sekitar 1.000 tentara Amerika terus mendukung milisi sekutu Arab dan Kurdi dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) di wilayah tersebut.
Menurut Al-Monitor, kunjungan Milley ke Suriah menandakan keseriusan pemerintahan Biden untuk mempertahankan pasukan di negara itu guna mendukung SDF.
Kunjungan itu terjadi tak lama setelah perwakilan AS Matt Gaetz memperkenalkan undang-undang untuk mengakhiri pendudukan AS di Suriah.
“Kongres tidak pernah mengizinkan penggunaan kekuatan militer di Suriah,” ungkap Gaetz.
“Amerika Serikat saat ini tidak berperang dengan atau melawan Suriah, jadi mengapa kita melakukan operasi militer yang berbahaya di sana?”
Alasan resmi AS untuk tetap berada di Suriah dan melawan ISIS juga dipertanyakan oleh pejabat pemerintah.
Lebih lanjut, mereka juga mengklaim bahwa militer AS mendukung ISIS dan menggunakan kehadiran kelompok bersenjata tersebut sebagai dalih untuk mempertahankan pendudukannya dan menjarah minyak Suriah bersama dengan sumber daya berharga lainnya.
Menurut laporan saksi mata dari pedesaan Al-Yarubiyah di Kegubernuran Hasakah, pada 27 Februari, pasukan AS mengangkut setidaknya 34 kapal tanker berisi minyak curian Suriah melalui perbatasan ilegal Al-Mahmoudiya yang melintasi pangkalan mereka di Irak.
Pada bulan Agustus tahun lalu, Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh sektor minyak dan gas negara tersebut akibat tindakan AS mencapai $107 miliar sejak awal krisis Suriah pada tahun 2011.
(Resa/The Cradle)