ISLAMTODAY ID-Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mendarat di Baghdad pada hari Selasa (7/3/2023) dalam kunjungan mendadak ke Irak.
Dia menjadi anggota kabinet berpangkat tertinggi dari pemerintahan Biden pertama yang pernah mengunjungi negara itu.
Menteri pertahanan tweeted bahwa perjalanannya dimaksudkan untuk menegaskan kembali kemitraan strategis AS-Irak dan mengarah ke Irak yang lebih aman, stabil, dan berdaulat.
Menurut Reuters, kunjungan Austin dirahasiakan hingga dia mendarat karena masalah keamanan.
Sekretaris saat ini sedang melakukan tur multi-negara di wilayah tersebut.
Kunjungan Austin dilakukan hanya dua minggu menjelang peringatan 20 tahun invasi AS ke Irak yang menggulingkan pemimpin negara itu Saddam Hussein dan menyebabkan pertempuran brutal selama dua dekade.
Invasi tahun 2003 menyebabkan kematian antara 180.000 hingga 210.000 warga sipil, menurut proyek Irak Body Count.
Sementara ketidakstabilan yang disebabkan oleh penggulingan pemerintah Irak dan penarikan pasukan AS pada tahun 2011 pada akhirnya menyebabkan kebangkitan Negara Islam, ISIS dan ISIL.
Pasukan AS kembali ke negara itu pada tahun 2014 atas permintaan pemerintah Irak untuk memerangi ISIS.
Namun, setelah sebagian besar kelompok teroris itu ditekan, AS memutuskan untuk mempertahankan 2.500 tentaranya ditempatkan di Irak dan 900 di Suriah.
Itu terlepas dari pemungutan suara parlemen Irak untuk mengusir semua pasukan asing setelah AS membunuh jenderal Iran Qassem Soleimani pada Januari 2020.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo saat itu bersikeras bahwa rakyat Irak ingin AS tetap di tanah mereka, dan bahwa Washington “akan terus melakukan semua hal yang perlu kami lakukan untuk menjaga agar Amerika tetap aman.”
Menurut Reuters, mengutip seorang pejabat Pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya, Austin diharapkan memberi tahu pemerintah Irak selama kunjungannya bahwa AS tetap berkomitmen untuk mempertahankan kehadiran pasukannya di negara itu.
“Tapi ini bukan hanya tentang instrumen militer. Amerika Serikat secara luas tertarik untuk menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah Irak,” ungkapnya, seperti dilansir dari RT, Selasa (&/3/2023).
Sebelum perjalanannya ke Baghdad, Austin juga bertemu dengan Raja Yordania Abdullah ll di ibu kota negara itu, Amman.
Di sana dia memperingatkan hubungan militer yang “tidak terpikirkan” berkembang antara Rusia dan Iran, dan meyakinkan sekutu regional bahwa Washington tetap berkomitmen pada Timur Tengah “untuk jangka panjang”.
Menhan juga diperkirakan akan mengunjungi sekutu AS Mesir dan Israel, di mana dia juga berencana untuk meningkatkan kekhawatiran Washington atas hubungan Iran dengan Rusia, serta minat China yang meningkat di wilayah tersebut.
(Resa/RT)