ISLAMTODAY ID-Reuters melaporkan Australia berencana untuk membeli tiga kapal selam kelas Virginia dari AS, dengan kemungkinan untuk membeli dua lagi.
“Australia dapat memperoleh hingga lima kapal selam bertenaga nuklir AS sebagai bagian dari pakta keamanan AUKUS dengan Washington dan London,” ungkap Reuters melaporkan pada hari Rabu (8/3/2023).
Laporan tersebut muncul menjelang pertemuan antara Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di San Diego awal pekan depan untuk membahas langkah selanjutnya dalam kemitraan AUKUS.
Menurut empat pejabat AS yang diwawancarai oleh Reuters, pada awal 2030-an Australia akan membeli tiga kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Virginia dan memiliki opsi untuk membeli dua lagi.
CNN sebelumnya melaporkan, mengutip sumber, bahwa negara Pasifik itu berniat membeli setidaknya empat kapal selam kelas ini.
Meskipun kapal selam bertenaga nuklir tidak harus membawa senjata nuklir, mereka dapat bertahan di bawah air lebih lama daripada kapal konvensional dan lebih sulit dideteksi.
Salah satu sumber Reuters mengklaim bahwa perjanjian AUKUS akan terdiri dari beberapa tahap hingga akhir tahun 2030-an, dan akan melihat setidaknya satu kapal selam AS mengunjungi pelabuhan Australia di tahun-tahun mendatang.
Dua pejabat AS mengatakan kepada kantor berita itu bahwa setelah kunjungan itu, Washington akan mengerahkan beberapa kapal selam di Australia Barat sekitar tahun 2027.
“Elemen kunci lain dari kesepakatan itu adalah pengembangan kelas kapal selam baru yang tidak teridentifikasi menurut desain Inggris, tetapi dengan menggunakan teknologi Amerika,” ungkap laporan itu, seperti dilansir dari RT, Jumat (9/3/2023).
Ini menggemakan laporan Guardian pada hari Rabu yang mengklaim bahwa Perdana Menteri Inggris Sunak “antusias” tentang perjanjian yang akan datang.
Selain itu, sumber outlet menunjukkan bahwa Inggris “telah berhasil dalam upayanya untuk menjual kapal selam nuklir rancangan Inggris ke Australia.”
Janji untuk membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir adalah landasan dari kesepakatan AUKUS yang pertama kali diumumkan pada tahun 2021 dan secara luas dianggap sebagai tantangan bagi China.
Beijing telah berulang kali mengkritik pakta tersebut, dengan alasan bahwa itu melibatkan “transfer bahan senjata nuklir secara ilegal, menjadikannya pada dasarnya tindakan proliferasi nuklir.”
Namun, China bukan satu-satunya negara yang tidak senang dengan AUKUS.
Dengan bergabung dalam pakta dengan AS dan Inggris, Australia membatalkan pesanan bernilai miliaran dolar untuk kapal selam Prancis, membuat Paris geram.
Hubungan antara kedua negara memburuk hingga mantan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menggambarkan keputusan Canberra sebagai “tusukan dari belakang”.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menuduh mantan PM Australia Scott Morrison berbohong.
(Resa/RT)