ISLAMTODAY ID-Paus Fransiskus berbicara menentang teori gender dalam sebuah wawancara baru-baru ini, menggemakan komentar masa lalunya yang menyatakan ketidaksetujuannya terhadap ideologi transgender.
“Ideologi gender, saat ini, adalah salah satu kolonisasi ideologi yang paling berbahaya,” ungkap Fransiskus dalam percakapan tersebut.
Paus membuat komentar tersebut dalam wawancara 10 Maret dengan surat kabar Argentina La Nación—percakapan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Catholic News Agency.
“Mengapa ini berbahaya?” dia melanjutkan. “Karena itu mengaburkan perbedaan dan nilai laki-laki dan perempuan.”
“Semua umat manusia adalah ketegangan perbedaan. Itu tumbuh melalui ketegangan perbedaan,” ungkap paus, seperti dilansir dari NewYorkTimes, Sabtu (11/3/2023).
“Pertanyaan tentang gender menipiskan perbedaan dan menjadikan dunia sama, semuanya membosankan, semuanya sama, dan itu bertentangan dengan panggilan manusia.”
Meskipun sering disebut-sebut sebagai pemimpin agama yang progresif, Paus Fransiskus tetap konsisten dengan doktrin ortodoks tentang seksualitas dan selibat (tidak menikah secara sukarela).
Paus menghubungkan dorongan global yang meningkat untuk subjektivitas gender kepada orang-orang yang bermaksud baik yang “tidak membedakan apa yang menghormati keragaman seksual atau preferensi seksual yang beragam dari apa yang sudah menjadi antropologi gender, yang sangat berbahaya karena menghilangkan perbedaan, dan bahwa menghapus kemanusiaan, kekayaan kemanusiaan, baik pribadi, budaya, dan sosial, keragaman dan ketegangan antar perbedaan.”
Paus Fransiskus mengatakan selama wawancara Januari 2023 bahwa hubungan homoseksual “bukanlah kejahatan” dan menyebut undang-undang yang menghukum homoseksualitas “tidak adil.”
Paus mengatakan bahaya identitas gender adalah bahwa hal itu “mengaburkan perbedaan dan nilai laki-laki dan perempuan.”
Di Vatikan, Paus mengatakan bahwa Tuhan mencintai semua orang sebagaimana adanya dan meminta umat Katolik untuk berbuat lebih banyak untuk menyambut orang-orang dari komunitas LGBTQ ke dalam gereja.
Dia juga mendorong mereka untuk mendukung hukum yang mengizinkan praktik homoseksual.
Di tengah sambutannya, Fransis mengatakan perlu ada perbedaan antara kejahatan hukum dan dosa agama berkenaan dengan praktik homoseksual: “Itu bukan kejahatan. Ya, tapi itu dosa. Baik, tapi pertama-tama, mari kita bedakan antara dosa dan kejahatan.”
(Resa/NYT)