ISLAMTODAY ID-Israel dan Palestina telah berjanji pada pertemuan di Mesir untuk mengambil langkah-langkah dalam menurunkan ketegangan menjelang musim liburan yang sensitif / selama bulan suci Ramadan.
Hal tersebut termasuk pembekuan sebagian aktivitas pemukiman Israel dan kesepakatan untuk bekerja sama dalam “mengekang dan melawan kekerasan.”
Delegasi Israel dan Palestina bertemu pada hari Ahad (19/3/2023) untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan.
Pertemuan tersebut ditengahi oleh sekutu regional Mesir dan Yordania, serta Amerika Serikat, untuk mengakhiri kekerasan selama setahun.
Lebih dari 200 orang Palestina tewas oleh tembakan Israel dan lebih dari 40 orang Israel atau orang asing tewas dalam serangan Palestina selama waktu itu.
Menyusul pertemuan hari Ahad (19/3/2023) di resor Sharm El Sheikh di Laut Merah Mesir, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan kedua pihak telah menegaskan kembali komitmen untuk mengurangi dan mencegah kekerasan lebih lanjut.
Ini termasuk janji untuk menghentikan tindakan sepihak, katanya.
Israel berjanji untuk menghentikan pembahasan pembangunan pemukiman baru selama empat bulan, dan menghentikan rencana untuk melegalkan pos-pos pemukiman yang tidak sah selama enam bulan.
“Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk mekanisme untuk mengekang dan melawan kekerasan, hasutan dan tindakan serta tindakan yang menghasut,” ungkap komunike itu, seperti dilansir dari TRTWorld, Senin (20/3/2023).
Kedua belah pihak akan melaporkan kemajuan pada pertemuan lanjutan di Mesir bulan depan, tambahnya.
Tidak ada komentar segera dari Israel atau Palestina.
Perjanjian tersebut menandai sebuah terobosan, setidaknya dalam kata-kata, tetapi mengimplementasikan janji tersebut bisa menjadi sebuah tantangan.
Janji Israel sebagian besar bersifat simbolis. Israel baru-baru ini menyetujui pembangunan ribuan rumah pemukiman baru, dan tidak ada rencana segera untuk menyetujui pembangunan tambahan.
Mediator ingin meredakan ketegangan menjelang Ramadhan, yang dimulai minggu ini dan yang akan bertepatan bulan depan dengan hari raya Paskah Yahudi selama seminggu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menyebutkan KTT hari Ahad (19/3/2023) dalam rapat kabinet mingguannya.
Pejabat Palestina Hussein Al Sheikh mentweet bahwa pertemuan di Mesir dimaksudkan untuk “menuntut diakhirinya agresi Israel yang terus menerus terhadap kami.”
Pertemuan serupa di Yordania akhir bulan lalu diakhiri dengan janji untuk mengurangi ketegangan. Namun pertemuan itu dengan cepat terhenti ketika ledakan kekerasan baru meletus di hari yang sama.
(Resa/TRTWorld)