ISLAMTODAY ID-Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) telah meluncurkan rudal balistik jarak pendek pada Ahad (19/3/2023) pagi.
Seoul mengklaim bahwa ini adalah tes keempat dalam waktu hanya satu minggu.
Pyongyang telah menyatakan bahwa unjuk kekuatan diperlukan karena latihan militer bersama yang diadakan oleh Washington dan Seoul di semenanjung.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan roket ditembakkan dari pantai barat DPRK pada pukul 11:05 waktu setempat dan menempuh jarak 800 km (500 mil) sebelum mencapai target di Laut Timur (dikenal sebagai Laut Jepang di tempat lain), seperti dikutip oleh media.
Dalam sebuah pernyataan, pejabat militer Korea Selatan mencatat bahwa angkatan bersenjata negara itu “mempertahankan postur kesiapan penuh dalam kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat” untuk mengantisipasi “peluncuran tambahan.”
Penjaga Pantai Jepang juga mengkonfirmasi peluncuran rudal terbaru Korea Utara.
Komando Indo-Pasifik AS juga mengonfirmasi peluncuran yang digambarkannya sebagai “destabilisasi”.
Lebih lanjut, AS juga menambahkan bahwa rudal tersebut “tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS, atau sekutu kami”.
Pejabat militer Amerika menegaskan kembali komitmen “kuat” Washington untuk membela Korea Selatan dan Jepang.
“Pembom strategis B-1B berkemampuan nuklir AS kembali untuk latihan bersama pada hari Ahad (19/3/2023), hanya 16 hari setelah penempatan sebelumnya,” ungkap kantor berita Yonhap, seperti dilansir dari RT, Ahad (19/3/2023).
Pada hari Kamis (16/3/2023), pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengamati peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 – yang dimaksudkan untuk “menyerang rasa takut ke musuh” dan “menghalangi perang,”
Tes tersebut mengikuti beberapa tes lain yang telah dilakukan dalam beberapa hari terakhir.
Pyongyang mengatakan peningkatan peluncuran rudal baru-baru ini sebagai tanggapan atas latihan militer AS-Korea Selatan yang sedang berlangsung, yang disebut ‘Freedom Shield’.
Korea Utara telah berulang kali menyatakan bahwa mereka menganggap latihan itu sebagai persiapan untuk agresi militer.
Korea Selatan dan AS menggambarkan latihan tersebut, yang dimulai pada hari Senin (20/3/2023) dan diharapkan selesai pada hari Kamis (23/3/2023), sebagai yang terbesar sejak 2017.
Kedua sekutu bersikeras bahwa tindakan DPRK, termasuk jumlah rekor peluncuran rudal pada tahun 2022, membuat latihan diperlukan.
(Resa/RT)