ISLAMTODAY ID-Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR Michael McCaul menyatakan pada sidang komite 29 Maret soal rincian dari $113 miliar bantuan AS untuk Ukraina.
Diketahui bahwa sekitar 60% akan diberikan kepada pasukan Amerika, pekerja, dan memodernisasi cadangan AS.
Sementara hanya 20% diberikan ke rezim Kiev dalam bentuk bantuan anggaran langsung.
“Kompleks Industri-Militer membutuhkan perang baru setelah berakhirnya bencana Afghanistan, dan Ukraina memberikannya kesempatan yang sempurna,” ungkap Michael Shannon, komentator politik dan kolumnis Newsmax, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (31/3/2023).
“Uang yang tidak masuk ke Ukraina akan masuk ke kontraktor pertahanan dalam negeri, think tank domestik, berbagai LSM, dan kelas parasit neocon lainnya yang mendorong keterikatan asing di AS. Tanpa konflik asing, seseorang mungkin mulai mempertanyakan apa itu yang dilakukan Pentagon dengan miliaran dolar yang diterimanya,” ungkap Shannon.
McCaul menyoroti pada sidang 29 Maret bahwa dia melakukan pengawasan bantuan Ukraina bukan untuk mempertanyakan pentingnya dukungan untuk Kiev, tetapi memberi insentif kepada pemerintahan Biden dan Ukraina untuk menggunakan dana dari Kongres “dengan tingkat efisiensi dan efektivitas tertinggi.”
Anggota kongres dan rekan-rekannya bersikeras bahwa AS tidak akan rugi dan banyak untung dari mempersenjatai rezim Kiev.
Menurut mereka, pasokan senjata ke Ukraina menimbulkan masalah bagi militer Rusia di satu sisi, sekaligus memberikan peluang untuk menghidupkan kembali kompleks industri militer AS.
“Saya pikir ‘penalaran’ itu tidak senonoh. Sebagai imbalan atas platform pengujian senjatanya, McCaul dan para idiot lainnya ini telah mendorong Rusia ke pelukan saingan internasional terbesar kita, China. Aliansi ini menimbulkan ancaman nyata bagi AS secara ekonomi dan politik,” ungkap Shanon.
McCaul juga mengklaim bahwa dana tersebut dicairkan ke Kiev setelah verifikasi bahwa uang tersebut digunakan untuk barang dan kegiatan yang disetujui.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa semua dana juga tunduk pada pemantauan pihak ketiga eksternal oleh Deloitte.
Selain itu, pengawas pihak ketiga dilaporkan bekerja sama dengan Kementerian Keuangan Ukraina untuk meninjau sistem dan prosedur pemantauan, transparansi, verifikasi, dan pelaporannya, menurut anggota kongres tersebut.
Namun, pada April 2022, media Amerika mengutip pejabat AS dan sumber Pentagon yang mengatakan bahwa Washington memiliki sedikit cara untuk melacak senjatanya yang dikirim ke Ukraina.
Berbagai lembaga internasional, termasuk Interpol dan Europol, telah berulang kali menyuarakan keprihatinan atas masalah penyelundupan senjata di Ukraina.
Pada Oktober 2022, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengungkapkan bahwa setiap bulan lebih dari $1 miliar senjata NATO yang dialokasikan untuk Kiev berakhir di tangan militan dari Timur Tengah, Afrika Tengah, dan Asia Tenggara.
Sebelumnya, Indeks Kejahatan Terorganisir Global 2021 yang didanai AS menjuluki Ukraina sebagai salah satu pasar penyelundupan senjata terbesar di Eropa.
“McCaul adalah alat neocon kontraktor pertahanan,” ujar Shannon.
“Bahkan Jenderal Mark A. Milley yang tidak kompeten [Ketua 20 Kepala Staf Gabungan] mengakui dalam kesaksian bahwa Pentagon hanya memiliki keterbatasan tentang bagaimana senjata dan bantuan kami digunakan. Para pembayar pajak AS berhak mendapatkan informasi lengkap dan audit menyeluruh tentang di mana bantuan dan senjata digunakan. Mereka juga berhak mengetahui dengan tepat apa tujuan perang aliansi dengan Ukraina. Apa yang dimaksud dengan keberhasilan atau kemenangan? Saat ini kami tidak tahu dan saya memikirkan Pentagon juga tidak,” ujar Shannon.
(Resa/Sputniknews)