ISLAMTODAY ID-Utusan nuklir tertinggi dari AS, Korea Selatan, dan Jepang akan mengadakan putaran pembicaraan di akhir pekan ini.
Pertemuan tersebut dilaporkan mengenai persenjataan nuklir Korea Utara dan meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, termasuk potensi “penanggulangan” terhadap Pyongyang.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengumumkan pembicaraan yang akan datang selama konferensi pers hari Selasa (4/4/2023).
Lebih lanjut, dia mencatat bahwa kepala negosiator nuklirnya, Kim Gunn, akan bergabung dengan mitra AS dan Jepang untuk diskusi di Seoul pada 7 April.
“Pada pertemuan ini, kepala perwakilan dari ketiga negara akan berbagi penilaian mereka tentang situasi genting di Semenanjung Korea setelah serangkaian provokasi Korea Utara baru-baru ini dan membahas tindakan pencegahan,” ungkap juru bicara kementerian Lim Soo-suk kepada wartawan, seperti dilansir dari RT, Rabu (5/4/2023).
Meskipun tidak jelas tanggapan seperti apa yang akan dipertimbangkan oleh para pejabat, pertemuan yang direncanakan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan DPRK, yang telah melakukan sejumlah besar uji senjata sebagai pembalasan atas kelanjutan latihan militer pimpinan AS dengan Korea Selatan dalam beberapa bulan terakhir.
Pyongyang telah berulang kali mengecam latihan tersebut sebagai latihan untuk invasi.
Selain itu, Korut juga menegaskan haknya mengembangkan persenjataan nuklirnya untuk bertahan dari serangan potensial.
Di bawah Presiden Joe Biden, Washington melakukan pendekatan yang lebih agresif ke Korea Utara daripada pendahulunya, Donald Trump, yang mengatur beberapa pertemuan diplomatik yang jarang dengan pemimpin Kim Jong-un.
Biden malah menuntut agar Pyongyang meninggalkan senjata nuklirnya, yang ditolak Korea Utara sebagai non-starter.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan perwakilan khusus Biden untuk Korea Utara, Sung Kim, akan menghadiri pembicaraan nuklir hari Jumat (7/4/2023).
Kehadiran tersebut dengan alasan bahwa hubungan dengan Jepang dan Korea Selatan “penting untuk memperkuat keamanan regional”.
Terlepas dari peringatan terus-menerus tentang senjata DPRK dari pejabat Amerika, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada wartawan bulan lalu bahwa pemerintah telah melihat “tidak ada indikasi” bahwa Korea Utara merencanakan serangan “segera” terhadap AS atau sekutunya.
(Resa/RT)